Rentcar MaC
Mau iklan?

Kronologi Kematian Sadis Nizam yang Dibunuh Ibu Tirinya di Pontianak

Kronologi Kematian Sadis Nizam yang Dibunuh Ibu Tirinya di Pontianak

Iftahurrahmah, ibu tiri yang tega bunuh anaknya.-TvoneNews.com-TvoneNews.com

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, PONTIANAK - Seorang bocah berusia 6 tahun di Kota Pontianak, Nizam Ahmad Alfahri atau yang akrab dipanggil Nizam harus meregang nyawa ditangan sadis sang ibu tiri, Iftahurrahmah.

 

Sederet fakta tentang kematian Nizam yang saat ditemukan berada didalam plastik di samping rumahnya setelah disiksa secara brutal dan dibunuh oleh ibu tirinya.

 

Kombes Pol Raden Petit Wijaya selaku Kabid Humas Polda Kalimantan Barat, menjelaskan tentang kronologi serta motif yang diduga rela dilakukan oleh sang ibu tiri untuk melakukan penyiksaan hingga meninggal terhadap Nizam.

 

BACA JUGA: Pembukaan Penerimaan CPNS 2024, Pemkot Pontianak Umumkan 388 Formasi

 

Hal itu bermula di tanggal 19 Agustus 2024, sepulang dari sekolah korban tidak diberikan masuk ke rumah oleh ibu tirinya. Bocah kecil itu dibiarkan berada di luar oleh sang ibu tiri tanpa makan hingga keesokan harinya. Sementara di malam harinya Kota Pontianak sedang diguyur hujan deras dan udara terasa sangat dingin.

 

"Pulang dari sekolah korban tidak dibukakan pintu oleh ibu tirinya dan dibiarkan hingga keesokan harinya, baru diperbolehkan masuk," tutur Petit, dilaman tvonenews.com, Senin (26/8/2024).

 

Tidak puas akan hal itu, sang ibu pun kembali melakukan penganiayaan terhadap bocah kelas 6 SD itu. Diketahui, sang ibu merasa jengkel melihat anak tirinya berjalan dengan lemas.

 

Bedasarkan keterangan Petit, Iftahurrahmah juga membanting anak tirinya itu karena merasa kesal. Diketahui, Iftahurrahmah memiliki anak kandung yang masih bayi berusia 1 tahun.

 

BACA JUGA: Mengenal Lebih Dalam Makanan Khas Kota Pontianak

 

Menurut Petit, pelaku melampiaskan rasa kesalnya kepada anak tirinya Selain itu, ia juga kesal karena anak kandungnya akan dibawa ke Palembang. 

 

"Setelah tahu bahwa anaknya kandungnya akan dibawa ke Palembang, jadi dia punya anak bayi umur 1 tahun, dia melampiaskan kemarahan itu, didorong sampai jatuh, dipukul dan dibanting," ujarnya.

 

Selang tak berapa lama setelah mengalami sesak napas, bocah SD itu pun meninggal dunia di tangan sang ibu tiri.

Melihat anak tirinya sesak napas, Iftahurrahmah mengaku pada polisi sempat mencoba memberi pertolongan. Namun, saat diperiksa korban sudah tidak bernapas dan sudah tidak ada detak jantung. Petit mengutarakan jika pelaku mengalami panik dan berkeliling rumah berusaha menutupi kondisi anak tirinya itu.

 

"Ibu tirinya ini panik dan melihat ada plastik, (Nizam) dia bungkus plastik dan dibungkus karung, ditaruh di sisi sebelah rumah," kata Petit menjelaskan.

 

BACA JUGA: Penemuan Mayat Seorang Pria di Hotel Wisma Nusantara Pontianak, Polisi Masih Lakukan Penyelidikan Lebih Lanjut

 

Di tanggal 21 Agustus 2024, sang ayah yang akhirnya pulang ke rumah karena selepas bekerja dari luar kota. Ia kemudian bertanya di mana Nizam kepada istrinya karena mestinya anak laki-lakinya itu ada di rumah. Saat itu, pelaku masih belum mengaku. Hingga sang ayah kemudian melaporkan ke polisi terkait kehilangan anak. 

 

Pada malam harinya, ayah Nizam ditelpon oleh ibu mertuanya atau ibu kandung Iftahurrahmah. Ia meminta maaf atas kesalahan anaknya dan mengatakan bahwa jasad bocah 6 tahun itu ada di sekitar rumah. Sang ayah pun kemudian mencari jasad Nizam dan terungkap bahwa telah terjadi penganiayaan terhadap anaknya itu.

 

"Akhirnya dibawa ke Polda Kalimantan Barat sekitar hari Kamis jam 8 malam, setelah dicek, diiterogasi oleh petugas akhirnya ibu tirinya mengaku bahwa dia yang melakukan penganiayaan sehingga megakibatkan meninggal dunia," ujar Petit.

Sumber: tvonenews.com