Sonora Hadirkan Direktur Utama Pontianak Disway, Bahas Entrepreneurship Journey: Gagal, Bangkit, Sukses
Direktur Utama Pontianak Disway, Adhitya Pangestu (kanan) bersama Host Sonora Pontianak, Deisy Torondek (kiri)-Pontianak Disway-dokumen istimewa
“Saya ngefans sama Pak Dahlan sejak SMA. Sampai daftar beasiswa Dahlan Iskan waktu kuliah, dan lulus dari Kalbar cuma 8–9 orang, saya salah satunya,” paparnya.
Perjalanan itu akhirnya mempertemukannya dengan kesempatan besar masuk ke dunia media.
“Masuk ke media karena ada chemistry sejak beasiswa, tahun 2020 Pak Dahlan bikin Disway dan kebetulan bertemu beliau dan timnya, lalu ditawari pegang Disway Pontianak. Akhirnya saya berangkat ke Surabaya, diskusi, dan di-ACC, lalu berdirilah PT Disway Kalbar Media,” lanjutnya.
Inovasi, Kepemimpinan, dan Strategi Mengembangkan Perusahaan
Sebagai pimpinan perusahaan, ia mengaku harus belajar dari awal.
“Awal pegang perusahaan, saya nggak tahu harus ngapain, jadi dari Agustus sampai Desember saya belajar tentang struktur organisasi, keuangan, manajemen, basic saya sebenarnya bioteknologi, jadi harus kejar belajar lagi,” jelasnya.
Dalam menjalankan perusahaan media, Adhitya membawa berbagai inovasi baru.
“Inovasi yang saya bawa: kuatkan konten dulu, fokus digital, engagement, follower, anti-mainstream. Banyak dihujat awal-awal, tapi itu shortcut untuk cepat naik. Setelah kuat di konten baru benahi redaksi,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa media modern harus mampu beradaptasi.
“Media sekarang harus hybrid — media pers dan media sosial, jangan alergi dengan sosmed,” tegasnya.
Mengenai gaya kepemimpinan, ia menggunakan pendekatan berbeda untuk kondisi internal dan eksternal.
“Gaya kepemimpinan saya: demokratis seperti Abraham Lincoln untuk internal. Tapi kalau berhadapan keluar, saya bisa sekeras Hitler dalam memperjuangkan kapal yang saya bawa,” ujarnya.
Secara sistem, ia menanamkan nilai kebersamaan.
“Sistem di perusahaan lebih ke sosialistik, ini milik kita bersama, kita besarkan bersama.”
Adhitya juga menggunakan transparansi sebagai dasar membangun kepercayaan.
Sumber:




