Sandersan Onie dari Black Dog Institute Australia mengatakan belum ada data “berkualitas” yang membuktikan bahwa angka bunuh diri menurun dengan ketersediaan hotline pencegahan bunuh diri. Meskipun dia menggarisbawahi bahwa bukan berarti ketersediaan hotline tidak penting.
Oleh sebab itu, dia mengatakan sulit untuk menakar seberapa efektif ketersediaan hotline berpengaruh pada upaya pencegahan bunuh diri.
Apalagi pada kenyataannya, banyak hotline yang tersedia justru tidak sesuai standar; petugas tidak mendapatkan pelatihan yang baik, tidak beroperasi 24 jam, atau kekurangan sumber daya.
“Dengan kita menyediakan hotline dan sayangnya di seluruh dunia banyak hotline yang pelatihannya kurang bagus. Bahkan di negara maju, mungkin di satu titik orang bisa telepon untuk cari bantuan,tapi yang terjadi adalah banyak orang malah jadi kapok,” kata Sandy.
Dia juga merujuk pada riset bertajuk Contact with primary and mental health care prior to suicide pada 2019, bahwa 50-60% orang yang terpikir untuk bunuh diri tidak mencari bantuan profesional.