“Padahal dari yang kami amat di beberapa negara, selain niat dari sukarelawan dan donasi yang tinggi, pendanaan mereka juga dibantu oleh pemerintah. Itu membuat pengelolaan SDM dan promosi layanan mereka menjadi lebih mudah,” papar Lulu.
Selain itu, perlu pula dukungan dari layanan penopang lainnya.
“Crisis center juga selayaknya didukung oleh sistem pelayanan kesehatan dan masyarakat penopang di sekitarnya, misalnya kepolisian. Ini penting sebagai penopang untuk sebagai langkah tindak lanjut saat seseorang mengalami krisis,” ujar dia.
Sayangnya, Lulu mengatakan belum ada kebijakan soal pendanaan dan sistem pendukung hotline pencegahan bunuh diri di Indonesia.
Kemenkes: ‘Kami yakin sekian banyak penelepon bisa disambungkan’
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang, dalam wawancara dengan BBC News Indonesia, membantah bahwa layanan 119 ext 8 tidak bisa dihubungi.
“Kalau disampaikan itu tidak bisa dihubungi itu tidak ya. Bahkan per hari ada ribuan [telepon yang masuk], tapi nanti dari ribuan ini berapa banyak sih yang sebenarnya betul-betul membutuhkan untuk fokus di kesehatan jiwa. Kalau tidak salah, itu hanya dua sampai tiga persen,” kata Vensya.
Menurut Vensya, Kementerian Kesehatan sudah mulai membenahi pelayanan ini seiring meningkatnya kebutuhan untuk pertolongan pertama kedaruratan medis.