PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Richard Leonardo merupakan salah satu dari sekian banyak Warga Negara Indonesia yang terbilang sukses merantau ke Amerika Serikat.
Sukses menjadi tukang cuci piring tak membuatnya puas begitu saja, ia pun memulai karirnya sebagai koki pastry profesional dan mengepalai dapur pastry di hotel The Peninsula sebagai Executive Pastry Chef.
Bahkan, ia pernah menjadi salah satu koki di restoran bintang Michelin yang merupakan milik juru masak kenamaan Gonzo Jimenez dan Daniel Boulud.
Awal Perjalanan Richard Leonardo
Ia sendiri merupakan pemuda asal Pontianak yang besar di Kabupaten Mempawah dan sudah 15 tahun menetap di New York.
Alasan perjalanannya ke New York dimulai dari Richard yang awalnya melanjutkan studi di jurusan komputer. Kemudian, ia bekerja sambilan sebagai tukang cuci piring untuk menambah uang jajan selama masa berkuliah.
Setelah gagal lulus dari jurusan komputer, Richard banting setir ke dunia kuliner dengan mencari pekerjaan di beberapa restoran mulai dari restoran Asia, Amerika, Inggris, hingga Meksiko. Di restoran tempatnya bekerjalah, ia mulai tertarik dalam belajar memasak masakan Jepang.
BACA JUGA:Callista Tour Tawarkan Puluhan Paket Liburan Tour Korea Selatan Menarik
Karir Richard Leonardo
Sekarang ia bekerja sebagai Executive Pastry Chef The Peninsula, di The Peninsula New York, sebuah hotel mewah yang didirikan pada 1905 dan memiliki sejarah panjang di Amerika Serikat tidak hanya itu saja, disanapun ia menciptakan sendiri semua menu pastry di sana.
Dalam membuat kreasi masakan, Richard menggunakan bahan baku khas Indonesia diantaranya gula jawa, kopi sumatera, cokelat bali, dan cokelat jawa.
Ciri khasnya nusantara yang mengusung cita rasa Indonesia juga membawanya menjuarai kontes The International Restaurant Show pada tahun 2020.
Kabarnya, richard nantinya akan membuka sebuah cafe di Manhattan, New York, United States tahun 2025 mendatang. Adapun konsep boutique yang diusung nantinya berfokus pada dessert dan kopi serta teknik yang digunakan adalah teknik dessert ala Prancis namun tetap menggunakan bahan-bahan alami yang berasal dari Indonesia.
“Meskipun teknisnya ala Prancis, namun sebagian bahan-bahannya akan menggunakan produk dari Indonesia,” ujar Richard yang dilansir di laman Hi!Pontianak.
Menurut richard, target pasar cafe ini nantinya adalah orang lokal dan turis dari seluruh dunia dengan dukungan tempat dan lokasi yang strategis. (mala)