Dia adalah satu-satunya yang bisa melakukan pukulan itu. Katanya teman-temannya tidak melakukan kegiatan bersama di dalam ruangan, sementara yang lainnya melakukannya.
Keluarga korban diwakili oleh kuasa hukumnya, Tumbur Aritonang, menyatakan kepuasan mereka terhadap respons cepat yang ditunjukkan oleh Polres Jakarta Utara.
Meskipun demikian, keluarga masih berharap agar semua pihak yang terlibat bertanggung jawab dan menerima keadilan, serta agar kasus ini tidak hanya berhenti pada satu pelaku yang dicurigai.
STIP perlu melakukan perbaikan, entah mereka mengaku tidak mengetahui atau pengawasan telah ketat. Tetapi kenyataannya berbeda. Evaluasi menyeluruh harus dilakukan karena telah terjadi kerugian nyawa. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh. Tumbur menyatakan, "Kami sangat berharap begitu. "
Katanya, keluarga korban sangat terkejut saat mendengar kabar bahwa Putu telah meninggal dunia. Menurut keluarga, Putu adalah seorang yang cerdas, terampil dalam bela diri, dan tidak memiliki musuh di lingkungan sekolahnya.
Walau begitu, Tumbur menyatakan bahwa mereka sekarang memiliki kecurigaan bahwa tindakan penindakan yang dilakukan dengan kekerasan atas nama senioritas tidak hanya terjadi pada Putu, tetapi juga pada taruna-taruna lainnya.
Mereka berharap bahwa kasus ini akan diselidiki secara menyeluruh dan diperlakukan dengan tegas agar tidak terjadi lagi kejadian yang merugikan.
Kenapa kejadian kehilangan siswa akibat dari tindakan kekerasan oleh senior di sekolah yang memiliki aturan ikatan dinas terus terjadi secara berulang. Ubaid Matraji, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), menyatakan bahwa kematian Putu menunjukkan tingginya kekerasan terhadap siswa di lembaga pendidikan.