Rentcar MaC
Mau iklan?

Kawal Pemilu Sebut Tak Temukan Kecurangan, Prabowo Menang dalam Pilpres

Kawal Pemilu Sebut Tak Temukan Kecurangan, Prabowo Menang dalam Pilpres

Sebuah demonstrasi diselenggarakan oleh Gerakan Masyarakat Sipil Indonesia untuk Menyelamatkan Demokrasi di depan Kantor Pusat Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta pada Senin, 19 Februari 2024.--

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Lembaga pemantau Kawal Pemilu pada Selasa (12/3) mengumumkan hasil penghitungan pemilihan presiden yang menunjukkan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pemilu 2024.

BACA JUGA:Skandal di Balik Hilangnya Diagram Pemilu 2024, Apa yang Dilakukan KPU?

Kawal Pemilu menyatakan tidak ada indikasi kecurangan yang menguntungkan calon presiden atau calon wakil presiden (capres-cawapres) setelah pencoblosan. Menurut lembaga independen tersebut, telah diselesaikan penghitungan semua form C1 yang diunggah sebanyak 82,27% atau 677.413 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 823.366. Hasilnya, pasangan Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka unggul dengan 58,44% atau 78,7 juta suara.

BACA JUGA:Dugaan Suara Tidak Sah PSI, Ada Apa?

Sementara pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berada di posisi kedua dengan perolehan 25,05% atau 33,7 juta suara. Pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, menempati urutan terakhir dengan 16,51% atau 22,2 juta suara.

Kawal Pemilu menjelaskan bahwa meskipun tersisa 17,3% cakupan TPS dalam penghitungan suara real count, tidak akan mengubah hasil penghitungan sementara.

BACA JUGA:Adian Napitupulu Bersuara terhadap Pangkat Jenderal untuk Prabowo oleh Jokowi: Skema Politik atau Lobi Baru?

Meski demikian, pesta demokrasi tahun 2024 mencatatkan catatan terburuk, dengan penghitungan yang lebih sedikit dibandingkan dua pemilu sebelumnya. Kawal Pemilu menepis isu dugaan kecurangan pasca-pemilihan presiden. Mereka menyatakan tidak menemukan indikasi kecurangan pasca-pencoblosan yang menguntungkan salah satu paslon.

BACA JUGA:Surya Paloh Berdialog dengan Presiden Jokowi, PKS: Sikap Hormat Terhadap Dinamika Politik

Ainun Najib, pendiri Kawal Pemilu, menjelaskan bahwa lembaganya tidak berwenang untuk meneliti dugaan kecurangan sebelum pemilu. Kawal Pemilu hanya mengumpulkan hasil penghitungan suara dari foto C1. Sampai saat ini, Kawal Pemilu mencatat ada 6.221 TPS yang salah hitung oleh KPU, termasuk di antaranya 656 TPS yang mengalami perselisihan, 4.359 kesalahan input, dan 222 TPS yang salah.

BACA JUGA:Petugas KPPS Jatim yang Meninggal Dunia Tembus 30 Orang

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional Wasisto Raharjo Jati menyatakan bahwa angka form C1 dari 82% TPS sudah cukup representatif dalam melihat hasil pemilu. Analis politik dari Universitas Jenderal Soedirman, Indaru Setyo Nurprojo, menambahkan bahwa saat data sudah mencapai 82,27% TPS, suara yang belum masuk tidak akan memengaruhi hasil penghitungan.

BACA JUGA:Prabowo-Gibran Mendominasi, Bahlil Ajak Tudingan Kecurangan Dilaporkan ke Bawaslu

Jeirry Sumampow, Koordinator Komite Pemilih Indonesia, mengatakan bahwa minimnya partisipasi masyarakat dalam melaporkan hasil pemilu terjadi karena beberapa faktor. Meski begitu, Jeirry mempertanyakan mengapa Kawal Pemilu tidak menemukan indikasi kecurangan setelah pencoblosan. Menurutnya, ada kecurangan yang jelas pasca-hari pemilihan.

Sumber: