PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Dua dinasti politik yang paling berpengaruh di Filipina, yaitu keluarga Duterte dan Marcos, saling menyatakan kritik terhadap satu sama lain dan diperkirakan akan mengalami perpecahan. Apakah kemungkinan terjadinya situasi tersebut dan apa akibatnya jika pada akhirnya mereka memilih untuk berpisah.
Pada bulan lalu, mantan Presidenmantan Presiden Filipina yang terkenal dengan kebijakan anti-narkoba, Rodrigo Duterte, secara berlebihan menyatakan kepada para pengikutnya bahwa Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. akan pasti menjadi penggantinya. Komunikasi yang bertukar balik ini dianggap sebagai tanda yang sangat kuat bahwa aliansi yang mendukung Marcos dalam pemilu 2022 telah mengalami retak. Sara Duterte, putri dari Rodrigo Duterte, mendukung Marcos dalam proses demokrasi tersebut dan saat ini menjabat sebagai wakil presiden.
Presiden Filipina saat ini, yaitu Marcos, merespons dakwaan tersebut dengan mengatakan bahwa Duterte mungkin mengucapkannya dalam keadaan terpengaruh oleh obat penenang atau narkotika. Ia tidak akan berdiam diri.
Sejak awal, para pakar telah memperkirakan kemungkinan terjadinya 'pemisahan' antara dua faksi politik terbesar di Filipina, yaitu Duterte dan Marcos. Ada perpecahan yang cukup besar dalam aliansi tersebut. Ok, jelas bahwa Sara Duterte telah menjadi pemimpin dalam berbagai jajak pendapat sebagai kandidat presiden yang paling kuat pada tahun 2021. Namun, seiring berlalunya waktu, ia mengumumkan dirinya sebagai bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi.
Sara dianggap sebagai pewaris politik dari Duterte. Dia dianggap sebagai penerus yang potensial untuk mengambil alih kepemimpinan politik yang telah diwariskan oleh Duterte. Sebelum terpilih sebagai wakil presiden, Sara telah menjabat sebagai Wali Kota Davao City, jabatan yang juga pernah diemban oleh Duterte sebelum beliau menjadi presiden pada tahun 2016. Sara telah bertugas dalam posisi tersebut selama bertahun-tahun sebelum dipindahkan ke jabatan wakil presiden.
Kolaborasi antara Sara dan Marcos, keturunan dari mantan pemimpin Filipina yang otoriter, Ferdinand Marcos, tidak membuat terkejut para pakar.
Kedua kandidat ini berisiko mengalami kerugian jika mereka bersaing satu sama lain karena akan ada pembagian dukungan yang terjadi. Banyak pendukung Sara berasal dari wilayah selatan Filipina, sementara dukungan untuk Marcos lebih dominan di bagian utara.