TTS atau Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia, yang juga dikenal sebagai VITT (Vaksinasi Trombosis Imun dengan Trombositopenia) dapat terjadi setelah mendapatkan vaksin. Sindrom TTS/VITT merupakan kondisi langka yang ditandai oleh terjadinya pembekuan darah (trombosis) dan jumlah trombosit yang rendah (trombositopenia).
Menurut para pengacara, seseorang yang mengalami TTS/VITT dapat berisiko mengalami stroke, kerusakan pada otak, serangan jantung, pembekuan pada paru-paru, dan kehilangan anggota tubuh.
Pembekuan darah juga bisa terjadi pada individu yang belum menerima vaksin. Namun, sindrom langka TTS/VITT hanya muncul dalam kasus trombosis yang terjadi setelah seseorang divaksinasi.
Namun dalam surat resmi yang disampaikan ke Pengadilan Tinggi pada bulan Februari, AstraZeneca malah menyebutkan: "Diketahui bahwa vaksin AZ dapat menyebabkan TTS dalam situasi yang sangat jarang. " Tidak ada pengetahuan tentang bagaimana hal ini terjadi.
Perusahaan ingin memastikan bahwa setiap penggugat dapat membuktikan bahwa TTS disebabkan oleh vaksin mereka dan tidak ada faktor lain yang mempengaruhi kondisi tersebut.
Selain itu, kejadian trombosis juga bisa terjadi tanpa vaksin AZ (atau vaksin lainnya). Di setiap situasi khusus, faktor-faktor yang mendasarinya akan tergantung pada bukti yang disajikan oleh para ahli.
Pengakuan tersebut mungkin membantu membuka pintu bagi kompensasi tambahan yang adil untuk para penggugat sehingga keuangan mereka bisa pulih kembali.
Kami merasa simpati kepada siapa pun yang kehilangan orang terkasih atau mengalami masalah kesehatan. Keselamatan pasien adalah hal utama bagi kami dan kami mematuhi standar yang jelas dan ketat yang ditetapkan oleh pihak berwenang untuk memastikan penggunaan obat-obatan, termasuk vaksin, secara aman. Demikian kata perwakilan perusahaan AstraZeneca.