Azrul Ananda Bongkar Penolakan Internal Jawa Pos Saat Akuisisi Persebaya 2017

Minggu 20-07-2025,18:20 WIB
Reporter : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO.COM, SURABAYA – Presiden Persebaya, Azrul Ananda, akhirnya membuka cerita di balik proses akuisisi Persebaya Surabaya yang dilakukannya pada tahun 2017. Kisah ini terungkap dalam salah satu episode podcast Disway bersama Dahlan Iskan, ayah kandungnya sendiri. Dalam episode berjudul “Azrul Ananda vs Dahlan Iskan, Mana yang Lebih Bonek?”, Azrul mengungkap bahwa langkahnya saat itu tidak berjalan mulus dan bahkan mendapat penolakan dari internal media tempat ia bekerja, Jawa Pos.

"Jangan salah, saat itu banyak orang di koran yang tidak setuju," ujar Azrul dalam podcast tersebut.

Pada saat itu, Persebaya berada dalam situasi dualisme klub dan PSSI tengah berupaya mengembalikan nama besar Persebaya ke pentas sepak bola nasional melalui Liga 2. Dalam proses transisi tersebut, para pengurus Koperasi Surya Abadi Persebaya (KSAP) mencari investor baru yang mampu mengelola klub dengan baik. Azrul pun dinilai sebagai figur yang ideal karena kiprahnya dalam dunia olahraga dan media.

BACA JUGA:Diduga Sebar Berita Hoax, Kredibilitas Tempo Dipertanyakan Kuasa Hukum Dahlan Iskan

Azrul dikenal sebagai sosok di balik suksesnya Developmental Basketball League (DBL) sejak tahun 2004 yang mengangkat nama Surabaya dalam dunia basket nasional. Ia juga pernah menangani liga basket profesional melalui NBL Indonesia. Reputasinya sebagai tokoh muda yang berpengaruh di dunia olahraga nasional menjadikannya kandidat kuat untuk mengelola Persebaya.

Dahlan Iskan sendiri bukan nama asing dalam sejarah Persebaya. Ia sempat aktif memimpin pergerakan suporter melalui kampanye “Tret Tet Tet” dan terlibat dalam pengelolaan klub. Maka dari itu, pilihan jatuh ke Azrul dianggap sebagai langkah alami untuk melanjutkan perjuangan membesarkan Persebaya.

Akhirnya, pada 7 Februari 2017, Azrul resmi mengakuisisi 70% saham PT Persebaya Indonesia melalui PT Jawa Pos Sportainment (JPS), sementara 30% sisanya tetap dimiliki oleh KSAP. Namun, proses ini tidak sepenuhnya berjalan mulus.

BACA JUGA:Tersangka Tanpa Pemberitahuan, Kuasa Hukum Dahlan Iskan dan Nany Widjaja Laporkan Polda Jatim ke Propam

Posisi manajemen penting di Jawa Pos saat itu sudah dipegang oleh Hidayat Jati, anak dari Gunawan Mohamad. Meski sikap resminya terhadap akuisisi tersebut tidak diungkap, setelah kejadian itu Azrul Ananda dan Dahlan Iskan mundur dari Jawa Pos. Selanjutnya, saham JPS diambil alih oleh DBL Indonesia yang kini sepenuhnya mengelola Persebaya.

Meski menghadapi tekanan internal, Azrul tetap berkomitmen membangun Persebaya menjadi klub yang profesional dan membanggakan bagi warga Surabaya.

Kategori :