Tips Hindari Mantan Ngebet Balikan, Jangan Sampai Dipukul Palu seperti Kasus Penganiayaan di Pontianak!
Ilustrasi tips menghindari mantan yang ngebet pengen balikan.-Yoona.id-
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Kisah tragis yang menimpa VE, seorang mahasiswa di Pontianak yang menjadi korban penganiayaan oleh mantan pacarnya, MRF, menjadi pengingat penting akan risiko yang bisa terjadi jika hubungan masa lalu tidak diakhiri dengan jelas. Kasus ini menyadarkan kita bahwa mantan pasangan yang tidak bisa move on dan masih menyimpan dendam bisa menimbulkan bahaya serius.
Bagi kamu yang mungkin sedang berada dalam situasi serupa, berikut beberapa tips yang bisa membantu kamu menghindari mantan yang "ngebet" ingin balikan.
1. Perjelas Batasan Setelah Putus
Setelah putus, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperjelas batasan dengan mantan. Komunikasikan dengan jelas bahwa hubungan sudah berakhir dan tidak ada kemungkinan untuk kembali bersama.
Hindari memberi harapan palsu atau membiarkan mantan berpikir bahwa ada kesempatan untuk balikan. Jika perlu, tegaskan bahwa kamu tidak ingin berhubungan atau bertemu lagi, terutama jika sudah merasa tidak nyaman atau terancam.
2. Putuskan Semua Bentuk Komunikasi
Langkah selanjutnya yang perlu diambil adalah memutus semua bentuk komunikasi dengan mantan, termasuk memblokir nomor telepon, akun media sosial, dan aplikasi pesan instan. Jangan biarkan mantan terus-menerus menghubungi kamu, karena ini hanya akan memperkuat obsesi mereka. Jika mantan tetap mencoba untuk menghubungi melalui teman atau keluarga, mintalah mereka untuk tidak menjadi perantara dan menghormati keputusanmu.
3. Jangan Hadiri Pertemuan Secara Langsung
Jika mantan terus mendesak untuk bertemu, penting untuk tidak menyerah pada permintaan tersebut, terutama jika kamu merasa tidak aman. Bertemu secara langsung bisa memberikan kesempatan bagi mantan untuk melakukan hal-hal yang tidak terduga, seperti dalam kasus VE. Jika mantan mengancam atau membuat kamu merasa tertekan, sebaiknya konsultasikan dengan teman dekat atau pihak berwajib untuk mendapatkan perlindungan.
4. Libatkan Pihak Ketiga
Kadang-kadang, mantan mungkin tidak akan menyerah meskipun kamu sudah memperjelas bahwa hubungan kalian sudah berakhir. Dalam situasi seperti ini, melibatkan pihak ketiga bisa menjadi solusi.
Pihak ketiga ini bisa berupa teman, keluarga, atau bahkan konselor yang dapat membantu menjembatani komunikasi dan menghindarkan kamu dari situasi yang tidak diinginkan. Jika mantan terus menunjukkan perilaku yang tidak sehat, pertimbangkan untuk melaporkan situasi ini kepada pihak berwenang.
5. Laporkan Jika Ada Ancaman
Jika mantan menunjukkan tanda-tanda ancaman, baik secara verbal maupun non-verbal, jangan ragu untuk melaporkannya ke pihak yang berwenang. Hal ini penting untuk mencegah hal-hal buruk terjadi. Dalam kasus VE, pelaku sudah menunjukkan perilaku obsesif dan terus mendesak untuk bertemu, meskipun VE sudah jelas-jelas menolak. Melaporkan ancaman ini bisa memberikan rasa aman dan menjadi langkah pencegahan terhadap kejadian yang lebih serius.
6. Jaga Keselamatan Diri
Keselamatan diri adalah prioritas utama. Selalu waspada dan hindari tempat-tempat yang biasa kamu kunjungi bersama mantan. Jika kamu merasa sedang diikuti atau diawasi oleh mantan, segera cari bantuan atau masuk ke tempat yang ramai.
Jangan ragu untuk mengubah kebiasaan atau rute perjalanan sehari-hari untuk menghindari pertemuan yang tidak diinginkan. Menghindari mantan di tempat yang biasa kalian kunjungi bisa membantu mengurangi kemungkinan bertemu dan potensi konfrontasi.
7. Fokus Pada Diri Sendiri dan Pemulihan
Setelah hubungan berakhir, penting untuk fokus pada diri sendiri dan proses pemulihan. Jangan biarkan kenangan masa lalu atau tekanan dari mantan mengganggu kebahagiaanmu saat ini. Isi waktu luang dengan kegiatan positif, seperti berolahraga, belajar hal baru, atau mengembangkan hobi yang menyenangkan. Dengan begitu, kamu tidak hanya menjauhkan diri dari mantan, tetapi juga membangun kembali kepercayaan diri dan kemandirian.
8. Cari Dukungan Emosional
Mengakhiri hubungan, terutama yang bermasalah, bisa menjadi pengalaman yang sangat emosional dan sulit. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau seorang profesional seperti psikolog atau konselor.
Berbicara tentang perasaan dan pengalamanmu dapat membantu proses pemulihan dan memberikan perspektif yang lebih sehat tentang hubungan masa lalu. Dukungan emosional ini juga bisa menjadi benteng untuk menghadapi tekanan yang mungkin datang dari mantan.
9. Pertimbangkan Bantuan Hukum
Sumber: disway kalbar