Backlink
Rentcar MaC

Program Keberlanjutan ANTAM, Peta Jalan Dekarbonisasi Hingga Operasional Berbasis ESG

Program Keberlanjutan ANTAM, Peta Jalan Dekarbonisasi Hingga Operasional Berbasis ESG

--

Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk atau ANTAM berkomitmen menjalankan pertambangan yang bertanggungjawab melalui program berkelanjutan. Salah satunya dengan telah memilikinya peta jalan (roadmap) terkait dekarbonisasi.

Menurut Sekretaris Perusahaan ANTAM, Syarif Faisal Alkadrie, peta jalan dekarbonisasi dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama pada 2025-2026 yang fokus pada pelaksanaan dan mempercepat perbaikan. Di fase ini ANTAM melakukan pemanfaatan energi terbarukan di UBP Nikel Kolaka dengan penyediaan Renewable Energy Certificate (REC), rehabilitasi ekosistem sungai dan reklamasi lahan pascatambang, pemahaman pelaksanaan dan prosedur aplikasi SUPER SAFE di seluruh unit bisnis, evaluasi strategis terhadap topik prioritas ICMM, dan verifikasi inventarisasi GRK sesuai dengan skenario IPCC.

“Perusahaan juga memastikan pelaksanaan kebijakan, prosedur, dan standar keberlanjutan di seluruh unit bisnis,” lanjutnya.

Pada fase kedua, 2027-2028 ANTAM fokus pada perbaikan terus menerus. Sedangkan pada fase ketiga, 2029-2030 perusahaan akan menargetkan pengurangan emisi. Faisal menambahkan, pengurangan emisi cakupan 1 dan 2 sebesar 15,8 % dari baseline businessas-usual tahun 2023.

ANTAM juga akan meningkatkan bauran energi terbarukan sebesar 10% dari baseline business-as-usual tahun 2023. Selain itu, seluruh lahan rehabilitasi yang telah menjalani program minimal 5 tahun memiliki tingkat keberhasilan di atas 75%.

“Kami juga memastikan seluruh program pembangunan sosial memiliki skor indeks SROI di atas 2, total Recordable Incident Frequency Rate lebih baik dibandingkan skor ratarata ICMM, serta meningkatkan ESG Rating,” lanjutnya.

Selain dekarbonisasi, ANTAM juga telah melakukan operasional berbasis ESG di empat tempat seperti, UBP Nikel Kolaka, UBPP Logam Mulia, UBP Emas, UBP Bauksit Kalimantan Barat.

Di UBP Nikel Kolaka contohnya, ANTAM melakukan optimalisasi sistem pemanasan melalui program FIRE-UP.

“Substitusi ini mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memanfaatkan limbah minyak sebagai sumber energi alternatif,” katanya saat sosialisasi MediaMIND 2025 di Jakarta (9/9).

Lain lagi operasional di UBP Bauksit Kalimantan Barat, di sana ANTAM menggunakan metode shaft untuk meningkatkan pencapaian ore ekspos dan efisiensi energi.

“Dengan meningkatkan produktivitas biaya operasional yang lebih efisien, mempercepat pembukaan ore expose. Maka cara ini mendukung keberlanjutan operasional pertambangan yang lebih ramah lingkungan,” lanjutnya.

Selain operasional berbasis ESG, ANTAM juga melakukan kolaborasi dengan masyarakat terkait reklamasi. Kolaborasi itu melalui pemanfaatan limbah kopra menjadi coconet untuk reklamasi serta pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi pupuk tankpos untuk reklamasi.

“Coconet adalah produk inovatif CSR UBPN Maluku Utara berupa jaring dari serabut kelapa untuk rehabilitasi lahan. Produk ini berfungsi mengendalikan erosi, menjaga kestabilan tanah, dan mempercepat revegetasi, terutama di lahan miring. Program ini melibatkan masyarakat sekitar sehingga memberi dampak lingkungan sekaligus memberdayakan secara sosial dan ekonomi,” katanya.

Sedangkan untuk pupuk tankpos diolah dari tandan kosong sawit menjadi pupuk reklamasi. Produk ini menggantikan pupuk kandang yang langka dan membantu kelompok tani di Mamalam mempercepat suplai pupuk.

Sumber: