Kotak Kosong di Bengkayang Lebih Kompetitif? Kekalahan Mulyadi-Harti jadi Sorotan
Hasil Quick Count di Kota Pontianak dan Bengkayang dalam pemilihan kepala daerah pada Rabu, 27 November 2024-Pontianak Disway-dokumen istimewa
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Hasil sementara quick count pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pontianak periode 2025-2030 menunjukkan keunggulan signifikan pasangan calon nomor 2, Edi Rusdi Kamtono dan Bahasan, dengan perolehan suara 200.800 suara atau 80,01%. Pasangan ini unggul jauh atas rival mereka, pasangan calon nomor 1, Mulyadi dan Harti Hartidjah, yang hanya meraih 50.162 suara atau 19,99%.
Progres penghitungan hingga saat ini telah mencapai 98,89% TPS (894 dari 904 TPS), dan hasil ini diperkirakan tidak akan berubah signifikan. Dominasi pasangan Edi-Bahasan mencerminkan tingkat kepuasan masyarakat atas kepemimpinan mereka selama periode sebelumnya.
Fenomena Kekalahan Pasangan Mulyadi-Harti dan Kotak Kosong di Bengkayang
Sementara itu, di Kabupaten Bengkayang, hasil quick count pemilihan kepala daerah menunjukkan fenomena menarik. Pasangan Sebastianus Darwis dan Syamsul Rizal berhasil mengumpulkan 75.538 suara (71,09%) melawan "kotak kosong," yang mendapatkan 30.720 suara (28,91%).
Meski menghadapi kotak kosong, suara yang diraih pasangan Darwis-Syamsul mencerminkan tingkat dukungan kuat dari masyarakat Bengkayang.
Namun, hasil berbeda terlihat di Pontianak. Kekalahan pasangan Mulyadi-Harti dengan hanya 19,99% suara bahkan dibandingkan oleh beberapa pengamat politik dengan fenomena "kotak kosong" di Bengkayang. Hal ini menjadi sorotan, mengingat pasangan Mulyadi-Harti bersaing langsung dengan kandidat nyata, bukan simbol protes seperti kotak kosong.
Tanggapan Mulyadi
Menanggapi hasil quick count yang menunjukkan kekalahan telak pasangan yang diusungnya, Mulyadi memberikan pernyataan kepada media.
"Secara maksimal kita sudah menawarkan program-program kepada masyarakat, dan itu kembali kepada masyarakat itu sendiri," ungkapnya.
Dia juga menegaskan pentingnya menjalani proses pemilu secara damai dan menghormati pilihan masyarakat.
"Kita ambil hikmahnya, bahwa kita mengajarkan masyarakat kita untuk melaksanakan pemilu damai, tidak ada hal yang aneh-aneh, kita jalani normal-normal saja," tambahnya.
Mulyadi menyatakan pihaknya telah berusaha semaksimal mungkin, namun hasilnya tetap harus diterima dengan lapang dada.
Sumber: