Hizbullah Klaim 20 Anggotanya Tewas dalam Ledakan Walkie-Talkie, Tuduh Israel Sebagai Dalang
Proses evakuasi mayat korban ledakan di Walkie-Talkie, Lebanon.-X.com-@Narasi_winda
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Hizbullah mengumumkan bahwa 20 anggotanya tewas di Lebanon akibat ledakan yang melibatkan perangkat walkie-talkie. Kejadian tersebut mengguncang beberapa wilayah Lebanon pada hari Rabu, 18 September 2024, dengan dugaan kuat bahwa Israel berada dibalik insiden itu.
Kelompok bersenjata yang memiliki dukungan dari Iran ini melaporkan kematian para anggotanya secara bertahap, mulai dari Rabu malam hingga Kamis pagi waktu setempat. Mereka menyebutkan bahwa para anggota mereka terbunuh "di jalan menuju ke Yerusalem," istilah yang sering digunakan oleh Hizbullah untuk merujuk pada pejuang yang tewas dalam konflik dengan Israel.
"Sebanyak 20 anggota Hizbullah tewas akibat ledakan walkie-talkie (di Lebanon)" ujar seorang sumber dekat Hizbullah kepada AFP, seperti dikutip AFP pada Kamis (19/9/2024).
Pernyataan dari Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan bahwa total korban tewas dalam ledakan yang menghantam beberapa wilayah mencapai 20 orang, dengan lebih dari 450 lainnya mengalami luka-luka. Insiden ini melibatkan perangkat elektronik yang meledak, dengan area yang paling terdampak berada di wilayah markas Hizbullah.
Ledakan serupa sebelumnya terjadi pada ribuan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah. Peristiwa ini merenggut nyawa setidaknya 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan menyebabkan sekitar 2.800 orang mengalami luka-luka.
BACA JUGA: Mengenal Yahya Sinwar, Figur Sentral dalam Dinamika Gaza-Israel
Salah satu anak yang tewas dilaporkan berusia 10 tahun, merupakan putri dari salah satu anggota Hizbullah. Mayoritas korban cedera adalah anggota dari kelompok tersebut.
Hizbullah menuding Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kedua serangan tersebut, dan berjanji akan melakukan tindakan balasan. Hingga saat ini, Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Namun, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dalam kunjungannya ke pangkalan Angkatan Udara Ramat-David di Israel utara pada Rabu (18/9), menyebutkan bahwa "era baru perang" telah dimulai, seraya memuji intelijen Tel Aviv. Pernyataan ini dianggap sebagai isyarat terselubung yang mengindikasikan keterlibatan Israel dalam serangan tersebut.
Dari insiden ledakan yang menewaskan 20 anggota Hizbullah di Lebanon ini, beberapa pelajaran penting dapat diambil:
BACA JUGA: FIFA Tangguhkan Pemintaan Palestina, Israel Akan Tetap Tampil di Olimpiade Paris 2024
-
Keterkaitan Teknologi dan Keamanan
Insiden ini menyoroti betapa rentannya perangkat teknologi komunikasi dalam situasi konflik. Penggunaan perangkat seperti walkie-talkie dan pager yang tidak aman dapat menimbulkan risiko besar, terutama jika digunakan dalam lingkungan yang rawan serangan. Penting bagi organisasi militer dan paramiliter untuk memastikan bahwa perangkat komunikasi mereka dilindungi dengan baik dari potensi serangan siber atau sabotase. -
Dampak Terhadap Populasi Sipil
Ledakan yang melibatkan perangkat komunikasi juga menunjukkan dampak negatif yang dapat terjadi pada populasi sipil. Selain korban tewas di kalangan anggota Hizbullah, insiden ini menyebabkan luka-luka pada ribuan orang, termasuk anak-anak. Hal ini memperlihatkan betapa krusialnya perlindungan terhadap non-kombatan dalam konflik bersenjata, serta perlunya upaya lebih dalam meminimalisir dampak konflik terhadap masyarakat umum. -
Peran dan Respons Internasional
Peristiwa ini juga menggambarkan dinamika respons internasional terhadap konflik di Timur Tengah. Meskipun Israel belum mengonfirmasi keterlibatannya, komentar dari pejabat Israel menunjukkan adanya dampak signifikan dari insiden ini terhadap hubungan internasional dan strategi diplomasi. Bagaimana komunitas internasional merespons dan menangani situasi ini, baik melalui pernyataan diplomatik atau intervensi, akan mempengaruhi stabilitas regional dan dinamika hubungan internasional di masa depan.
Sumber: