Indonesia dan Gerakan Non-Blok, Komitmen Dukungan untuk Palestina di PBB

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Dalam konteks solidaritas Gerakan Non-Blok (GNB), Indonesia bersama anggota GNB turut mengambil langkah mendukung Palestina untuk menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Pernyataan ini disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Kenya, Mohamad Hery Saripudin, yang juga menjabat sebagai Ketua Delegasi Indonesia pada Pertemuan Komite Palestina GNB di Kampala, Uganda, pada Rabu, 17 Januari 2024.

BACA JUGA:Jika Ingin Memulai Karir Sebagai Content Creator, Berikut Kamera Digital Murah untuk Memulai Karir Vlogging

Dalam pertemuannya, Dubes Hery menegaskan bahwa Palestina memiliki hak untuk setara dengan negara-negara lain, terutama dalam perjuangannya untuk kemerdekaan. 

Komitmen GNB untuk mendukung kemerdekaan Palestina seharusnya tercermin dalam dukungan untuk keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Lebih lanjut, Dubes Hery menyampaikan keprihatinan terhadap bencana kemanusiaan di Gaza, di mana lebih dari 24 ribu warga menjadi korban dan lebih dari 85 persen terusir dari rumah mereka. 

Ia menekankan bahwa situasi ini meningkatkan risiko genosida, dan GNB memiliki tanggung jawab untuk tidak berdiam diri.

Dalam konteks ini, Indonesia menyampaikan empat pesan kepada GNB. Pertama, terus memperjuangkan akhirnya agresi Israel. 

Kedua, meningkatkan penyaluran bantuan kemanusiaan dan mendukung proses rekonstruksi Gaza. 

Ketiga, mendesak pertanggungjawaban Israel, termasuk mendukung inisiatif Afrika Selatan untuk membawa Israel ke Mahkamah Internasional. 

BACA JUGA:Anak Muda Jangan Hanya Diam Saja, Ide Bisnis Kreatif di Tahun 2024

Keempat, mendorong penyelenggaraan proses perdamaian di bawah pengawasan Majelis Umum PBB.

Pertemuan Komite Palestina GNB ini diadakan selama Konferensi Tingkat Tinggi GNB di Kampala, Uganda, dan melibatkan negara-negara anggota Komite Palestina GNB, termasuk Indonesia, Afrika Selatan, India, Iran, Kuba, Malaysia, dan Zimbabwe. 

Gerakan Non-Blok, yang lahir dari Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, terus menegaskan komitmennya terhadap kerja sama dan solidaritas antarnegara berkembang.***

Sumber: