Rentcar MaC
Mau iklan?

Mengenal Lebih Dalam Sejarah Berdirinya Kota Pontianak, Kota Khatulistiwa

Mengenal Lebih Dalam Sejarah Berdirinya Kota Pontianak, Kota Khatulistiwa

Pemandangan Kota Pontianak di Taman Alun Kapuas-Bara Outdoor-Pinterest

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Kota Pontianak merupakan kota yang terletak di Kalimantan Barat, Indonesia, dikenal sebagai kota khatulistiwa karena lokasinya yang tepat berada di garis khatulistiwa. Berikut ulasan sejarah Kota Pontianak yang berdiri pada akhir abad ke-18.

Sejarah Kota Pontianak

Awal Mula Adanya Kota Pontianak

Sejarah Kota Pontianak dimulai pada tahun 1771, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie yang merupakan seorang keturunan Arab, mendirikan Kesultanan Pontianak. Syarif Abdurrahman sendiri merupakan seorang pemimpin yang memulai karirnya dengan berdagang dan berdakwah di berbagai wilayah Nusantara sebelum akhirnya menetap di Kalimantan Barat. Pada saat itu, daerah Pontianak masih berupa hutan belantara yang dihuni oleh suku-suku Dayak dan sedikit penduduk Melayu.

Syarif Abdurrahman akhirnya memutuskan untuk mendirikan kerajaan di tepi Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Menurut legenda setempat, sebelum mendirikan kerajaan, Syarif Abdurrahman dan pasukannya sempat mengalami gangguan oleh makhluk gaib berupa kuntilanak di hutan tersebut. Untuk mengusir gangguan tersebut, dia memerintahkan menembakkan meriam, yang akhirnya berhasil menghalau gangguan tersebut. Setelah peristiwa itu, daerah tersebut diberi nama Pontianak yang diambil dari kata “kuntilanak.”

Pada tahun 1779, Kesultanan Pontianak resmi berdiri dan Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan pertama. Kesultanan ini berkembang pesat sebagai pusat perdagangan dan Islam, serta menjadi salah satu kerajaan penting di wilayah Kalimantan.

BACA JUGA:5 Rekomendasi Jajanan wajib dicicipi di Kota Pontianak: Wisata Kuliner Wajib tahu!

Perkembangan Kesultanan Pontianak

Di bawah pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman dan penerusnya, Kesultanan Pontianak berkembang menjadi pusat perdagangan yang strategis. Lokasinya yang berada di pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak menjadikan Pontianak dikenal sebagai pelabuhan yang penting bagi para pedagang dari berbagai penjuru, termasuk pedagang dari China, Arab, dan Eropa.

Selain itu, Kesultanan Pontianak juga menjadi pusat penyebaran agama Islam di wilayah Kalimantan Barat. Sultan Syarif Abdurrahman mendirikan masjid besar, yaitu Masjid Jami' Sultan Abdurrahman, yang sampai sekarang masih berdiri sebagai salah satu ikon bersejarah kota Pontianak.

Pada masa kolonial Belanda, Kesultanan Pontianak tetap eksis meskipun berada di bawah pengaruh politik Hindia Belanda. Kesultanan Pontianak menjalin hubungan diplomatik dengan Belanda dan diizinkan untuk tetap mengatur urusan internal kerajaan. Namun, pengaruh Belanda semakin kuat dan berimbas pada melemahnya kekuasaan kesultanan seiring waktu.

BACA JUGA:Mengenal Kota Pontianak: Jejak Sejarah dan Pesona Budayanya

Masa Penjajahan dan Kemerdekaan

Pada masa pendudukan Jepang (1942–1945), banyak wilayah di Kalimantan termasuk Pontianak mengalami masa yang sangat berat. Penjajah Jepang melakukan penindasan besar-besaran terhadap penduduk lokal, terutama terhadap kaum intelektual, bangsawan, dan pemuka agama dalam peristiwa yang dikenal sebagai “Peristiwa Mandor.” Ribuan orang terbunuh dalam pembantaian ini, termasuk anggota keluarga kerajaan Pontianak.

Sumber: