Iklan pemberitaan
Rentcar MaC

Mengulik Cerita Sejarah Sungai Kapuas, Jalur Peradaban Tua di Kalimantan Barat

Mengulik Cerita Sejarah Sungai Kapuas, Jalur Peradaban Tua di Kalimantan Barat

Ilustrasi gambar-Pontianak Disway-dokumen istimewa

PONTIANAKINFO.COM, PONTIANAK - Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai sekitar 1.143 kilometer. Sungai ini membentang dari Pegunungan Muller di perbatasan Kalimantan Tengah–Kalimantan Barat hingga bermuara di Selat Karimata, menjadikannya jalur air utama yang menjadi nadi kehidupan masyarakat Kalimantan Barat sejak ratusan tahun silam.

BACA JUGA:Mengenal Festival Kuliner Pontianak, Wajah Cita Rasa Nusantara dari Bumi Khatulistiwa

Asal-Usul Nama dan Jejak Sejarah

Nama Kapuas diyakini berasal dari bahasa lokal yang berarti air besar atau sungai utama. Dalam berbagai catatan sejarah, Sungai Kapuas telah dikenal sejak masa kerajaan-kerajaan kuno di Kalimantan, seperti Kerajaan Tanjungpura, Kerajaan Sanggau, dan Kerajaan Sintang. Sungai ini berperan penting sebagai jalur perdagangan dan transportasi yang menghubungkan pedalaman Kalimantan dengan pesisir barat, sekaligus menjadi penghubung dengan dunia luar.

Pada abad ke-17 hingga ke-18, aliran Sungai Kapuas menjadi rute penting bagi perdagangan rempah-rempah, rotan, damar, dan emas. Aktivitas ekonomi tersebut melahirkan berbagai permukiman besar di sepanjang sungai, yang kemudian berkembang menjadi kota-kota penting seperti Sintang, Sekadau, Sanggau, hingga Pontianak.

BACA JUGA:Mengenal Wisata Religi di Pontianak, Perpaduan Sejarah dan Keberagaman Budaya

Peran Sungai Kapuas di Masa Kolonial

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Sungai Kapuas berfungsi sebagai jalur strategis untuk kegiatan militer dan ekonomi. Pemerintah kolonial memanfaatkan sungai ini sebagai jalur angkutan hasil hutan dan tambang dari wilayah pedalaman menuju pelabuhan di Pontianak. Sejumlah pos pemerintahan, gudang logistik, dan pemukiman pekerja juga bermunculan di sepanjang aliran sungai.

Selain itu, Sungai Kapuas memiliki peran penting dalam berdirinya Kesultanan Pontianak pada tahun 1771. Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie mendirikan kesultanan tersebut di muara Sungai Kapuas yang kemudian berkembang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan di Kalimantan Barat.

BACA JUGA:Tradisi Hari Jadi Pontianak Warnai Kota dengan Ragam Budaya dan Sejarah

Sungai Kapuas Kini: Simbol Identitas dan Kehidupan

Kini, Sungai Kapuas tidak hanya menjadi jalur air dan sumber kehidupan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi ikon budaya dan identitas Kalimantan Barat. Pemerintah daerah bersama masyarakat berupaya menjaga kelestarian sungai melalui berbagai program.

Sungai Kapuas juga menjadi tuan rumah berbagai kegiatan tahunan seperti Festival Sungai Kapuas, yang menampilkan tradisi, kuliner, dan seni khas daerah. Dengan nilai sejarah dan peran ekonominya yang besar, Sungai Kapuas tetap menjadi saksi perjalanan panjang peradaban Kalimantan Barat dari masa ke masa.

Sumber: