Dari Konvensional ke Digital, Investasi Emas di Mata Dua Generasi

--
Setiap generasi punya cara sendiri dalam menghadapi uang dan risiko. Jika generasi yang lebih tua terbiasa dengan pendekatan yang konservatif, anak muda cenderung lebih fleksibel dan praktis. Termasuk dalam hal investasi, terutama emas, jurang perbedaan ini cukup terasa.
Bukan sekadar perbedaan umur, tetapi juga perbedaan akses informasi, pengalaman hidup, dan prioritas keuangan. Hasilnya, orang tua dan anak muda bisa punya cara sangat berbeda dalam memandang dan menjalankan investasi emas.
Orang Tua dan Emas Fisik
Generasi orang tua seperti Baby Boomers dan Gen X lebih menyukai emas fisik. Mereka tumbuh di masa di mana menyimpan kekayaan berarti menyimpannya dalam bentuk nyata seperti tanah, emas, atau barang berharga. Prinsip kehati-hatian mendominasi karena banyak dari mereka sudah melewati berbagai krisis ekonomi.
Mengapa emas fisik jadi pilihan orang tua?
1. Rasa aman yang konkret
Mereka bisa memegang, menyimpan, bahkan menunjukkan emas itu secara fisik. Ini menumbuhkan rasa kepemilikan yang kuat.
2. Terbukti lintas generasi
Dari zaman orang tua hingga kakek-nenek, emas fisik selalu menjadi aset yang diandalkan saat inflasi atau krisis.
3. Mudah diwariskan
Tanpa perlu konversi digital atau prosedur rumit, emas fisik bisa langsung diwariskan dalam bentuk nyata.
4. Fungsi ganda
Dalam bentuk perhiasan, emas bisa digunakan sekaligus disimpan sebagai aset.
Anak Muda dan Emas Digital
Sebaliknya, generasi Milenial dan Gen Z tumbuh dalam ekosistem digital. Akses informasi luas, teknologi finansial yang cepat, dan gaya hidup yang dinamis membuat mereka mencari investasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari.
Apa yang membuat emas digital menarik anak muda?
1. Modal awal kecil
Bisa mulai dari Rp10.000 saja lewat aplikasi, tanpa harus beli minimal 1 gram seperti di emas fisik.
Sumber: