Perjalanan Spiritual Vidi Aldiano, Berawal dari Keraguan Menuju Hidayah Saat Melawan Kanker
Foto Vidi Aldiano bersama Habib Husein Ja'far.--Instagram.com/vidialdiano
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Di balik citra kesederhanaan yang melekat pada sosok Vidi Aldiano, terungkaplah kisah spiritual yang begitu rumit dan mendalam.
BACA JUGA:Akhirnya, Final Fantasy VII: Ever Crisis sudah Tersedia di Indonesia!
Vidi Aldiano, yang dikenal sebagai figur yang ceria dan memiliki jiwa sosial tinggi di mata masyarakat, juga kerap disapa sebagai 'duta persahabatan' oleh netizen.
Namun, melalui konten YouTube bertajuk "Log In" yang dipandu oleh Habib Ja'far dan Onadio Leonardo, Vidi mengungkap sisi lain dari dirinya. "Banyak yang mengira aku tuh baru masuk Islam, tahu Bib," ujar Vidi. "Loh, saya juga (mengira) begitu," balas Habib Ja'far.
Namun, Vidi menjelaskan bahwa dia sebenarnya sudah memeluk agama Islam sejak lahir dan memenuhi kewajiban sebagai seorang muslim. Ia mengaku belum benar-benar memahami makna sejati dari agama tersebut.
Sebagai seorang anak, Vidi merasa agama hanyalah tentang aturan dan kewajiban, tanpa benar-benar memahami esensi dari ibadah, seperti sholat.
Baginya, sholat hanyalah rutinitas yang dilakukan karena kewajiban, bukan karena kesadaran akan Tuhan. Namun, keingintahuan Vidi membawanya untuk menjelajahi lebih dalam tentang makna agama dan kepercayaan.
Selama menempuh pendidikan di luar negeri, Vidi terpapar dengan berbagai kepercayaan dan agama, namun dia merasa semakin jauh dari Tuhan. Namun, pada suatu titik dalam hidupnya, saat ia menghadapi penyakit yang serius dan harus menjalani serangkaian terapi, Vidi merasa kembali terhubung dengan Tuhan.
BACA JUGA:Joko Anwar Putuskan Fokus pada Siksa Kubur, Tolak Tawaran Hollywood
Hal ini membuatnya kembali kepada agama Islam, meyakini kembali eksistensi Tuhan, dan memahami kembali makna sejati dari ibadah, khususnya sholat, sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan.
Dari perjalanan spiritual yang panjang dan penuh liku, Vidi Aldiano akhirnya menemukan kembali esensi dari keyakinannya, bahwa ibadah bukanlah sekadar kewajiban, melainkan tanda syukur yang mendalam kepada Sang Pencipta.(*)
Sumber: