Backlink
Rentcar MaC

Energy Academy Luncurkan Program Unggulan untuk Mendukung Pengembangan SDM dan Keselamatan

Energy Academy Luncurkan Program Unggulan untuk Mendukung Pengembangan SDM dan Keselamatan

--

Perkembangan industri pertambangan di Indonesia terus menunjukkan potensi yang signifikan, terlebih dengan melimpahnya sumber daya mineral di berbagai wilayah. Namun, di tengah percepatan tersebut, tantangan terkait keselamatan kerja, standar operasional, dan keberlanjutan tak dapat diabaikan. Menjawab kebutuhan tersebut, Energy Academy menghadirkan sejumlah program unggulan yang dirancang khusus untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam sektor pertambangan, sekaligus mengedepankan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan fokus pada penyiapan tenaga pengawas dan manajer operasi tambang di berbagai level, inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat daya saing industri pertambangan Indonesia, baik di kancah nasional maupun internasional.

Pentingnya Pengembangan SDM di sektor pertambangan

Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah di sektor tambang, seperti batu bara, emas, tembaga, nikel, dan berbagai mineral lainnya. Namun, pemanfaatan yang optimal dari kekayaan tersebut memerlukan kapabilitas SDM yang andal. Dalam konteks pertambangan, keselamatan kerja (safety) selalu menjadi isu utama, mengingat potensi risiko yang tinggi di lapangan. Mulai dari pergerakan alat berat, penggunaan bahan peledak, hingga kondisi geologi dan cuaca ekstrem, setiap tahapan operasi tambang mengandung potensi bahaya.

Selain itu, regulasi dan standar operasional di sektor tambang semakin ketat untuk memastikan praktik penambangan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sebagai contoh, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maupun lembaga internasional seperti International Labour Organization (ILO) mendorong perusahaan untuk meningkatkan mutu pengawasan dan manajemen risiko di setiap tahap operasional. Hal ini tak lepas dari tujuan melindungi para pekerja, masyarakat sekitar, serta lingkungan dari dampak negatif kegiatan penambangan.

Dalam situasi inilah, peran lembaga pelatihan seperti Energy Academy menjadi kian penting. Dengan menyelenggarakan program-program pelatihan terstruktur, perusahaan tambang dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pekerjanya. Hasilnya, efisiensi operasional dapat tercapai, tingkat kecelakaan kerja dapat ditekan, dan kinerja lingkungan dapat terjaga.

Energy Academy dan Komitmennya pada Pengembangan SDM

Energy Academy berkecimpung dalam pengembangan SDM di sektor energi, migas, dan pertambangan. Didukung oleh para instruktur berpengalaman dan kurikulum yang diselaraskan dengan standar nasional maupun internasional, lembaga ini berupaya memberikan pelatihan berkualitas tinggi kepada setiap peserta. Selain fokus pada pengetahuan teknis, Energy Academy menanamkan nilai-nilai keselamatan kerja, manajemen risiko, dan tanggung jawab lingkungan di setiap sesi pembelajaran.

Guna menjawab tantangan spesifik di sektor tambang, Energy Academy telah menyiapkan rangkaian program unggulan yang menyasar kebutuhan pengawasan operasional di berbagai level. Dari level dasar hingga tingkat paling tinggi, program ini dirancang agar setiap peserta dapat menguasai keterampilan praktis yang relevan dengan situasi aktual di lapangan. Berikut adalah beberapa program inti yang menjadi pilar pengembangan SDM untuk industri pertambangan:

1. Pengawas Operasional Pertama (POP)

Bagi mereka yang baru memasuki jenjang pengawasan di sektor pertambangan, Pengawas Operasional Pertama (POP) merupakan pondasi awal yang kokoh. Program ini menitikberatkan pada pemahaman dasar tentang keselamatan kerja, manajemen risiko, serta pemenuhan regulasi di site tambang. Peserta akan mendapatkan bekal teori dan praktik lapangan, termasuk:

Pengetahuan Regulasi dan Kepatuhan: Memahami ketentuan dari Kementerian ESDM, peraturan keselamatan nasional, serta standar operasional lainnya.Dasar-dasar Pengawasan: Mulai dari perencanaan aktivitas harian, pengkoordinasian tim lapangan, hingga pembuatan laporan sederhana.Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3): Identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko, serta prosedur tanggap darurat di lokasi tambang.

Dengan sertifikasi yang diakui dan kurikulum komprehensif, lulusan POP diharapkan dapat membantu perusahaan mencapai zero accident dan memastikan operasional tambang yang efisien sekaligus berkeselamatan.

2. Pengawas Operasional Madya (POM)

Setelah menuntaskan tahap POP, tenaga pengawas sering kali dihadapkan pada tanggung jawab lebih besar. Oleh sebab itu, Pengawas Operasional Madya (POM) hadir sebagai kelanjutan untuk meningkatkan kemampuan pengawasan di tingkat menengah. Materi yang diberikan dalam program POM meliputi:

Manajemen SDM dan Tim: Teknik kepemimpinan, motivasi, serta pengaturan sumber daya manusia dalam tim yang lebih besar.Analisis Risiko Lanjutan: Memperdalam metode identifikasi risiko, pengembangan rencana mitigasi, dan peninjauan berkala terhadap sistem keamanan.Peningkatan Efisiensi Operasional: Mempelajari strategi produksi yang optimal, pemanfaatan teknologi, serta penerapan prosedur kerja yang efektif untuk mencegah kesalahan teknis maupun non-teknis.Pelaporan dan Dokumentasi: Peserta dilatih menyusun laporan komprehensif yang dapat menjadi masukan strategis bagi manajemen perusahaan.

Dengan menyelesaikan pelatihan POM, peserta memiliki daya saing lebih tinggi untuk menyusun rencana operasional yang matang, memimpin tim dengan efektif, dan menerapkan standar keselamatan di level yang lebih detail.

3. Pengawas Operasional Utama (POU)

Bagi pengawas operasional yang telah berpengalaman di level madya, Pengawas Operasional Utama (POU) menjadi puncak jenjang pengembangan di area operasional pertambangan. Program ini mempersiapkan para profesional untuk memegang kendali penuh atas strategi dan kebijakan operasional di site tambang. Beberapa poin penting yang dibahas antara lain:

Perumusan Kebijakan dan Strategi Operasional: Peserta belajar menilai kondisi lapangan, menetapkan target jangka pendek dan panjang, serta mengelola sumber daya dengan efisien.Manajemen Risiko Terintegrasi: Memadukan berbagai aspek teknis, finansial, dan regulasi untuk meminimalkan potensi risiko di setiap tahap produksi.Kepemimpinan Strategis: Bagaimana mengambil keputusan berdasarkan data, mendelegasikan tanggung jawab, dan memotivasi tim untuk mencapai kinerja puncak.Evaluasi dan Pengendalian Mutu: Menyusun indikator kinerja utama (KPI) untuk menilai pencapaian target keselamatan, produktivitas, serta efisiensi biaya.

Sumber: vritimes.com