Malaysia Mini Karnaval 2025 di Untan: Sajikan 50 Kuliner Negeri Jiran dan Angkat Budaya Pantun Melayu
Pembukaan kegiatan Malaysia Mini Carnival dibuka dengan pembuatan teh tarik di Universitas Tanjungpura-Pontianak Disway-dokumen istimewa
PONTIANAKINFO.COM, PONTIANAK - Universitas Tanjungpura kembali menjadi tuan rumah Malaysia Mini Karnaval 2025, yang berlangsung selama dua hari pada 12–13 November 2025. Memasuki tahun kedua penyelenggaraannya, acara ini menghadirkan suasana hangat antara masyarakat Kalimantan Barat dan Malaysia melalui beragam kegiatan budaya dan kuliner.
Karnaval ini menampilkan sekitar 50 hidangan khas Malaysia, mulai dari makanan tradisional hingga jajanan modern yang menggugah selera. Tak hanya soal kuliner, acara tahun ini juga dikemas lebih variatif dengan adanya booth kesehatan dan seminar bertema pelestarian pantun Melayu.
Konsul Malaysia di Pontianak, Azizul Zekri bin Abdul Rahim, menjelaskan bahwa konsep tahun ini memang dikembangkan agar lebih menyentuh aspek budaya dan edukatif.
“Untuk tahun ini, kami tidak hanya membawa kuliner. Kami juga menghadirkan booth kesehatan dan seminar pantun Melayu. Topik yang kami bincangkan ialah bagaimana melestarikan pantun Melayu luar negara,” ujar Azizul.
Selain menonjolkan aspek budaya, karnaval juga menjadi wadah kolaborasi ekonomi antarwilayah. Pada hari kedua, akan digelar seminar pengembangan produk UMKM yang berfokus pada potensi wilayah perbatasan Sarawak dan Kalimantan Barat.
“Besok kami adakan seminar tentang potensi pengembangan produk UMKM di perbatasan Sarawak dan Kalimantan Barat. Kita ingin mengangkat potensi produk-produk lokal agar lebih dikenal luas,” lanjutnya.
BACA JUGA:MH Expo Pontianak 2025, Indonesia dan Malaysia Perkuat Kerja Sama Bidang Kesehatan
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kalimantan Barat, Windy Prihastari, dalam sambutannya menegaskan bahwa kuliner merupakan bagian penting dari subsektor ekonomi kreatif yang perlu terus dikembangkan.
“Dalam ekonomi kreatif, kuliner ini merupakan salah satu dari 17 subsektor yang harus terus dikembangkan. Cara mengembangkannya adalah dengan memperkenalkannya terlebih dahulu kepada masyarakat,” jelas Windy.
Ia menambahkan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang kuat.
Sumber:




