PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur, Rochani, mengungkapkan bahwa jumlah penyelenggara Pemilu yang meninggal di provinsi tersebut mencapai 30 orang.
Mereka terdiri dari satu orang anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS), 18 orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), 9 orang Linmas TPS, dan dua orang dari sekretariat PPS.
"Totalnya 30 orang, terdiri dari satu PPS, 18 KPPS, 9 Linmas TPS, dan dua sekretariat PPS," ungkapnya pada Senin (19/2/2024). Rochani menjelaskan bahwa penyebab kematian antara lain adalah kecelakaan lalu lintas, tersengat listrik, dan yang paling banyak adalah sakit akibat kelelahan yang disertai penyakit bawaan. Namun, ia memastikan bahwa para penyelenggara Pemilu yang meninggal akan mendapatkan santunan. BACA JUGA:Tim Hukum Anies-Muhaimin Ungkap Pelanggaran Serius dalam Pemilu Presiden 2024 "Proses pemberian santunan sudah dilakukan kepada ahli waris, dan verifikasi sedang dilakukan di beberapa kabupaten/kota untuk memastikan kepesertaan mereka dalam BPJS Ketenagakerjaan. Semoga tidak ada penambahan angka," katanya. Sebelumnya, Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, menyebut mereka yang gugur saat menjalankan tugas mengawal pesta demokrasi sebagai pejuang demokrasi sejati. Mereka, lanjut Khofifah, tidak hanya mengawal pemilihan presiden dan wakil presiden, tetapi juga pemilihan anggota legislatif di wilayah kerja mereka. "Tidak berlebihan jika saya menyebut mereka yang gugur sebagai pejuang demokrasi. Berkat pengorbanan mereka, Pemilu 2024 di Jawa Timur berjalan dengan sukses," ungkap Khofifah. BACA JUGA:Bersabarlah! KPU Himbau Masyarakat Tunggu Hasil Resmi Pemilu 2024 Khofifah juga menyampaikan bahwa bersama dengan Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jatim, mereka berencana memberikan takziah kepada keluarga sejumlah petugas KPPS yang telah meninggal. "Saya berencana memberikan takziah, meskipun tidak semua dapat kami kunjungi. Kami mohon doa dari seluruh warga Jawa Timur untuk mereka," tambahnya.(*)