Tragedi Lebanon : Menlu Retno Ajak Negara Non-Blok Dukung Pengakuan Palestina

Jumat 27-09-2024,11:29 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO,DISWAY.ID - Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan hingga Senin 23 September 2024 malam, sebanyak 492 orang telah tewas dan lebih dari 1.600 lainnya terluka akibat serangan udara Israel. Tragisnya, di antara yang tewas, sedikitnya 35 anak-anak. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaksanakan lebih dari 1.100 serangan dalam waktu 24 jam sebelumnya, termasuk serangan udara di selatan Beirut yang ditargetkan pada komandan senior Hizbullah.

Suasana di Beirut semakin tegang dan cemas. Banyak warga dari selatan yang bergegas menuju ibu kota dengan mobil, membawa koper terikat di atasnya. Beberapa penduduk Beirut mulai meninggalkan kota. Di tengah ketegangan ini, BBC menemui Mohammed, seorang pria Palestina yang sedang berusaha meninggalkan Beirut bersama istrinya. 

"Di Lebanon tak ada tempat yang aman. Israel mengatakan mereka akan membombardir di mana-mana. Sekarang mereka mengancam wilayah ini, jadi ke mana kami harus pergi?" keluhnya. "Ini menakutkan; saya tak tahu harus berbuat apa," lanjutnya. dikutip dari BBCIndonesia.

Sementara itu, di satu sisi jalan, seorang pengemudi taksi mengeluhkan krisis bahan bakar yang melanda Lebanon, menambah kompleksitas situasi yang sudah genting ini.

BACA JUGA:PM Australia Dilaporkan ke Pengadilan Internasional atas Dugaan Keterlibatan dalam Konflik Israel-Palestina

Dalam konteks krisis ini, Presiden Joko Widodo dengan tegas mengutuk serangan Israel ke Lebanon yang menyebabkan ratusan korban jiwa. Dalam pernyataannya kepada awak media setelah peletakan batu pertama pembangunan kawasan mixed-use Delonix Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Presiden Jokowi menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara di seluruh dunia segera mengambil langkah cepat untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban.

 "Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon, dan kita mengajak semua negara serta PBB untuk memberikan respon yang cepat agar tidak semakin banyak korban lagi yang terjadi atas serangan-serangan Israel," ujar Jokowi. dikutip dari kemensetneg.

Krisis yang berlangsung di Lebanon telah menarik perhatian internasional, termasuk pemerintah Indonesia. Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa langkah-langkah evakuasi untuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Lebanon tengah disiapkan dan dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri RI.

 "Saya sudah telepon ke Bu Menlu, itu juga dalam proses," kata Jokowi, memastikan bahwa pemerintah akan segera mengambil tindakan untuk melindungi WNI yang berada di zona konflik tersebut.

BACA JUGA:Indonesia Dukung Fatwa Hukum Mahkamah Internasional Atas Pendudukan Ilegal Israel di Palestina

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Negara Non-Blok mengenai Palestina di New York, yang diikuti dengan Pertemuan Tingkat Menteri mengenai Situasi di Gaza dan Implementasi Solusi Dua Negara pada 26 September. Dalam kesempatan ini, Menlu Retno mengajak negara-negara Non-Blok dan negara lain untuk menggunakan pengaruhnya dalam mendorong pengakuan Negara Palestina. Menlu Retno menegaskan pentingnya dua langkah utama meningkatkan jumlah negara yang mengakui Palestina dan mendorong implementasi efektif Resolusi PBB ES-10/24, yang mendesak Israel untuk menghentikan kehadiran ilegalnya di Wilayah Pendudukan Palestina.

 "Pengakuan terhadap Palestina sangatlah penting. Ini adalah simbol harapan bagi rakyat Palestina, langkah krusial menuju Solusi Dua Negara, dan tekanan politik bagi Israel untuk menghentikan kekejamannya," tegas Retno. dikutip dari akun x kemenlu.

Kategori :