Pernyataan Sikap MABM dan IKBM Terkait Viralnya Konflik Madura-Melayu di Siantan

Senin 09-09-2024,19:46 WIB
Reporter : Argha Afif
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID Pontianak-Pada hari Senin, 9 September 2024, diadakan pertemuan penting antara Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat (MABM) dan Ikatan Keluarga Besar Madura Kalimantan Barat (IKBM) di Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat. Pertemuan ini bertujuan untuk meredam konflik yang disebabkan oleh perselisihan beberapa waktu lalu di daerah Siantan Hilir, Pontianak Utara, yang kemudian berkembang menjadi isu antar etnis Melayu dan Madura.

Setelah para tokoh melaksanakan musyawarah yang cukup alot hingga mufakat, resmi kedua belah pihak sepakat mengeluarkan pernyataan sikap bersama sebagai langkah untuk memelihara perdamaian dan kerukunan.

Dalam pernyataan tersebut, disampaikan apresiasi kepada beberapa tokoh penting yang telah berperan dalam memfasilitasi perdamaian. Tokoh-tokoh yang disebutkan di antaranya adalah Prof. Dr. H. Chaeril Effendy, H. Sokiryanto S. Ag, serta beberapa tokoh lainnya dari Satria Pembela Melayu (SPM), dan juga pihak kepolisian, khususnya Kapolresta Pontianak, yang ikut berperan dalam menjaga ketertiban.

Seruan juga ditujukan kepada masyarakat, baik dari komunitas Melayu maupun Madura, agar tetap memegang teguh nilai-nilai persaudaraan dan persatuan serta menghindari tindakan yang dapat memicu konflik lebih lanjut.

"Saya menghimbau kepada masyarakat khususnya warga Madura, untuk mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak berwenang dan tidak terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya, terutama yang beredar di media sosial." Ujar Sukiryanto, Ketua IKBM Kalimantan Barat.

Kedua belah pihak juga sepakat bahwa langkah-langkah hukum yang sudah diambil oleh pihak kepolisian harus didukung penuh untuk mengatasi masalah ini.

Senada dengan H. Sukiryanto, Ketua MABM Prof. Dr. Chaeril Effendy menyampaikan hal yang selaras untuk selalu Bikan dan tidak memperburuk keadaan.

"Masyarakat kami imbau untuk bersikap bijak dan tidak reaktif terhadap situasi yang dapat memperburuk keadaan. Penggunaan media sosial secara bijaksana juga diingatkan agar tidak menjadi alat provokasi yang memperkeruh suasana." Paparnya.

Kedua organisasi ini juga menegaskan pentingnya dialog, musyawarah, dan penyelesaian damai dalam menghadapi berbagai permasalahan yang muncul.

"Setiap persoalan harus diselesaikan dengan kepala dingin dan penuh kebijaksanaan, tanpa harus memicu ketidaknyamanan sosial yang lebih luas." Tambah Sukir.

Dengan pernyataan bersama ini, MABM dan IKBM menandatangani surat resmi sebagai bentuk damai dan tidak perlu diperpanjang, sekaligus kedua organisasi tersebut mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga keharmonisan sosial dan tidak terjebak dalam isu-isu provokatif yang dapat memecah belah persatuan. Pihak-pihak yang telah berperan dalam menyelesaikan kasus ini diminta untuk tidak membuat pernyataan yang dapat memicu ketegangan baru, melainkan harus terus memperkuat rasa persaudaraan di antara kedua komunitas besar ini.

Kategori :