PONTIANAKINFO.DISWAY.ID Kubu Raya-Bulan Maulid merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam, terutama bagi masyarakat Ambangah, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Bulan ini dirayakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, di mana berbagai tradisi dan kegiatan religius digelar untuk meningkatkan rasa kecintaan kepada Rasulullah. Salah satu tradisi yang telah lama mengakar di masyarakat Ambangah adalah ziarah ke Makam Batu Layang. (8/9/24).
Makam Batu Layang, yang berada di Pontianak Utara, adalah tempat peristirahatan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Pontianak. Makam ini menjadi tempat sakral bagi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya umat Islam yang menganggap ziarah sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur dan pengingat akan pentingnya spiritualitas.
Setiap tahunnya, menjelang bulan Maulid, warga Ambangah berbondong-bondong mengunjungi Makam Batu Layang menggunakan motor klotok dengan menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam.
Ziarah ini tidak hanya dilakukan oleh warga Ambangah, tetapi juga oleh masyarakat dari berbagai daerah lainnya yang ingin memanjatkan doa bagi para leluhur dan memohon berkah di bulan yang penuh kemuliaan ini.
Menurut Ketua Rombongan, RT 03 Ambangah, Saeri, Bagi masyarakat Ambangah, kegiatan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun. Mereka percaya bahwa dengan berziarah ke makam para pendahulu dan pemimpin agama, mereka dapat mengambil pelajaran dari kebesaran akhlak dan kepemimpinan Sultan Syarif Abdurrahman. Selain itu, ziarah ini juga dianggap sebagai momen untuk menyucikan hati dan mempererat silaturahmi antarwarga.
"Tradisi nenek moyang. Ngalap berkah kepada pendiri Pontianak sekaligus waliyullah." Ujar Pak RT, Saeri.
Ziarah dimulai dengan rombongan warga dan para santri Al-Furqan yang berkumpul di masjid setempat untuk melaksanakan doa bersama sebelum berangkat ke Batu Layang. Perjalanan menuju makam biasanya dilakukan secara rombongan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Setibanya di Batu Layang, warga disambut dengan suasana yang khusyuk dan damai.
Di area makam, warga akan memanjatkan doa dan membaca Al-Fatihah untuk arwah Sultan Syarif Abdurrahman serta anggota keluarganya yang dimakamkan di tempat yang sama. Selain itu, tahlilan dan pembacaan shalawat nabi juga menjadi bagian dari rangkaian acara, menandai rasa cinta dan penghormatan kepada Rasulullah SAW.
BACA JUGA:Ghaib di Medsos, Tapi Nyata di Lapangan: Al-Mumtaz Peduli Syiarkan Dakwah di Kajian Fiqih Wanita
Tradisi ziarah ini tidak hanya memperlihatkan kesalehan religius masyarakat Ambangah, tetapi juga bagaimana mereka menjaga nilai-nilai kearifan lokal. Dalam setiap ziarah, ada nilai kebersamaan, penghormatan kepada leluhur, serta penanaman nilai spiritual kepada generasi muda. Para orang tua yang turut serta dalam ziarah ini biasanya membawa serta anak-anak mereka, memperkenalkan mereka pada sejarah dan pentingnya menjaga tradisi.
"Ini juga sebagai pengingat kepada kaum muda untuk tidak lupa kepada sejarah, ngalap berkah waliyullah." Tambah Saeri.