Karena itu, tim SAR lalu mencari di sekitar reruntuhan pesawat. Tanpa disangka, pada jarak sekitar 50 meter dari pesawat ditemukan sepotong pakaian dalam wanita yang tersangkut pada ranting. Kemudian ke arah barat dari situ, ditemukan jejak perjalanan orang berupa patahan ranting pohon sepanjang jalan yang dilalui. Dengan petunjuk pakaian dan jejak patahan ranting itu, tim SAR bersama penduduk lalu menelusuri hutan. Sekitar pukul 13.45 WIB hari Sabtu (30/4), Ny Nur ditemukan penduduk dalam keadaan tersandar lemah.
Menurut penuturan Ningkan, pada mulanya ia dan tiga kawannya ingin memanggil dua orang temannya lain yang agak terpisah. Tiba-tiba ada suara wanita yang menyahut dekat mereka.
"Ketika ditanya siapa, wanita itu menjawab : saya, Nur," tutur Ningkan.
Ia segera berlari menemui tim SAR sementara rekannya membuat tenda di tempat Ny Nur ditemukan.
Berita ditemukan Ny Nur dalam keadaan masih hidup ini, sugera diteruskan ketua tim SAR Letkol (Pur) Sholeh Tridjoko ke Sintang, dan selanjutnya diteruskan ke Pontianak.
Kesedihan dan keletihan selama beberapa hari dari tim SAR dan penduduk melakukan evakuasi para korban tiba-tiba tidak terasa.
Sekitar dua jam kemudian tim SAR bersama dokter dan Kakanwil Kehutanan Tony Sumardjo yang baru datang dengan helikopter dari Sintang tiba di tempat ditemukan Ny Nur. Lalu dengan ditandu, korban dibawa ke dekat landasan helipad untuk mendapat pertolongan dan pengobatan sementara.
Berita ditemukan Ny Nur dalam keadaan hidup ini, diterima suaminya bersama kedua orang tuanya yang datang dari Bandung sekitar pukul 14.00 WIB hari Sabtu (30/4).
"Kami sekeluarga tidak bisa ngomong lagi, dan langsung sembahyang sujud syukur atas kejadian yang tidak disangka-sangka itu," kata Hasanuddin Syahib, ayah Ny Nur.
Sebelumnya menurut Hasanuddin, pihak keluarga yang beralamat di Kompleks Kanwil Kehutanan Pontianak dan di Bandung, tidak merasa ada tanda-tanda Nur telah meninggal dan merasa ia masih hidup. Bahkan putrinya yang masih berusia enam bulan tidak rewel selama ditinggalkan ibunya.
"Namun setelah membaca berita koran bahwa semua penumpang pesawat DAS itu tewas, semua keluarga kami pasrah. Selain telah memesan tempat pemakaman buat Ny Nur di Bandung, kami di Pontianak juga sudah tahlilan sampai malam ketiga." tuturnya.
Ny Nur lahir di Ujungpandang tahun 1963. la sempat kuliah di Fakultas Kehutanan Unhas. Namun. karena orang tuanya pindah ke Bandung, la lalu masuk salah satu Akademi Ilmu Kehutanan di Bandung, dan lulus ujian negara tahun 1990.
Dengan mengantungi sarjana muda dia bekerja di Departemen Kehutanan dan ditempatkan di salah satu UPT di Pontianak. Dari hasil perkawinannya dikarunia seorang putri yang baru berusia enam bulan (pada waktu kejadian).