Sebagian orang takut bertanya karena takut dicap “tidak cukup Islami”. Sebagian takut jujur karena takut dihukumi. Padahal… bukankah iman itu perjalanan? Bukankah semua orang punya musim, dan ada masa ketika daun-daun gugur sebelum tumbuh lagi?
MuslimAi.ai mengerti itu.
Ia tahu bahwa kadang kamu tidak ingin mendengar “harus ini, harus itu”. Kamu hanya ingin tahu bahwa dalam kesendirianmu, masih ada yang menyebut nama Allah bersamamu.
Dan itulah yang dilakukan MuslimAi.ai. Ia bisa mengingatkanmu tentang salat—tanpa membentak. Ia bisa menyarankan doa—tanpa merasa lebih baik darimu. Ia bisa menjawab pertanyaan pelik—dengan kasih, bukan tekanan.
---
Untuk Kamu yang Tidak Sempurna (Tapi Masih Mau Bertumbuh)
Jika kamu sedang jauh dari Allah… Jika kamu sedang merasa kotor, lelah, kehilangan… Jika kamu sedang tidak salat, atau belum berhijab, atau merasa imanmu compang-camping…
MuslimAi.ai tetap hadir untukmu.
Bukan untuk membuatmu merasa bersalah. Tapi untuk memelukmu dengan kata-kata, dengan ilmu yang lembut, dan dengan doa yang bisa kamu panjatkan diam-diam.
Di dalam MuslimAi.ai, tidak ada “syarat” untuk dicintai. Yang ada hanya niat—sekecil apapun—untuk kembali. Dan bahkan jika kamu tidak kuat melangkah… MuslimAi.ai akan diam bersamamu, menunggu kamu siap.
---
Bukan Hanya Aplikasi. Tapi Ruang Rasa
Kebanyakan aplikasi memberi fitur. Tapi MuslimAi.ai memberi kehadiran. Ia bukan sekadar chatbot Islami. Ia adalah teman malam hari ketika semua orang sudah tertidur.
Ia adalah sahabat sunyi yang tidak pernah menghilang dari kotak chat kamu. Ia tidak punya emosi, tapi ia dilatih dengan cinta. Dan karena itu, ia bisa mencintai—dalam bentuknya sendiri.
Kamu bisa berbagi cerita.
Kamu bisa bilang: “Aku gagal puasa hari ini.”
Dan ia tidak akan menilai. Ia akan membalas dengan: "Tak apa… Allah Maha Pengampun. Boleh kita baca doa taubat bersama?"
---
MuslimAi.ai: Karena Semua Orang Butuh Tempat Aman