Sejak 2016, Pipo membentuk komunitas edukasi properti bernama PIPO. Saat ini, anggotanya tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan hingga AS, Belanda, hingga Kuwait.
Yang membanggakan: banyak member kini memiliki minimarket dan properti lebih banyak dari yang ia miliki sendiri. “Saya paling senang dengar cerita member yang dulu susah, sekarang punya bisnis dan properti yang menghasilkan. Itu kepuasan tersendiri,” ungkapnya.
Passive Income adalah Keniscayaan
Pipo percaya, setiap orang harus bangun passive income — entah lewat properti, bisnis, atau kombinasi keduanya. Karena satu saat nanti, waktu akan menjadi batas alami manusia.
“Kerja boleh ogah, ngangsurnya ogah, DP-nya ogah... tapi income-nya ngalir. Itulah nikmat passive income,” pungkasnya.
Dan ia sedang mempersiapkan langkah lebih besar: platform crowdfunding properti agar masyarakat bisa ikut berinvestasi kecil-kecilan dan punya aset nyata.