PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Kasus dugaan pelecehan verbal yang melibatkan fotografer asal Pontianak, Ageng Cahyo Atmojo, pemilik akun TikTok HCJPhotoworks, kini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Ageng diduga memberikan komentar tak pantas berupa kata “pulen” di unggahan TikTok milik Shivani Bangia, model dan kreator konten asal Surabaya.
Unggahan Shivani yang menyoroti komentar tersebut telah viral dengan durasi video 56 detik dan ditonton hampir dua juta kali. K omentar Ageng dianggap tak pantas karena ditujukan kepada seseorang yang tidak dikenalnya secara personal.
Hal ini memicu berbagai tanggapan, termasuk dari Rudi Hallo Story, seorang fotografer dan videografer ternama di Kalimantan Barat. Rudi turut memberikan pandangannya terkait insiden ini.
Rudi menilai tindakan Ageng sebagai sesuatu yang tidak etis, terutama karena konteks komentar tersebut diarahkan kepada seseorang yang tidak memiliki hubungan akrab dengan pelaku.
“Kalau ke kawan yang paham dan tahu konteks gurauan, mungkin aman saja. Tapi ini ke orang tidak dikenal, itu yang buat tidak elok karena ada ketersinggungan,” ungkap Rudi dalam sebuah wawancara dengan Pontianakinfodisway.
Lebih lanjut, Rudi menyayangkan sikap Ageng yang hingga kini belum memberikan permintaan maaf secara terbuka.
“Seharusnya kalau ada kasus seperti ini, langkah pertama yang dilakukan adalah meminta maaf, bukan malah hilang begitu saja,” tambahnya.
Menurut Rudi, permintaan maaf bisa menjadi langkah awal untuk menyelesaikan masalah dan meredakan situasi yang semakin memanas.
Kasus ini juga menjadi sorotan karena membawa dampak pada citra komunitas fotografi dan videografi di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Banyak netizen yang berharap agar para pelaku seni kreatif lebih berhati-hati dalam berkomentar, terutama di ruang publik seperti media sosial.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Ageng Cahyo Atmojo belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan tersebut. Shivani Bangia, di sisi lain, telah menerima banyak dukungan dari warganet yang mengutuk tindakan tersebut dan berharap ada tindakan tegas terhadap pelaku.
Kasus ini menjadi pengingat penting tentang etika berkomunikasi di dunia maya, khususnya bagi para profesional yang memiliki pengaruh di masyarakat.