Pemkot Singkawang dan Kemenkes RI Siapkan Imunisasi Kejar 2025
Pemerintah Kota Singkawang dan Kementrian Kesehatan RI saat melakukan kegiatan Imunisasi Kejar 2025-Media Center Singkawang-dokumen istimewa
PONTIANAKINFO.COM, SINGKAWANG - Pemerintah Kota Singkawang bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyiapkan pelaksanaan Imunisasi Kejar 2025 sebagai upaya percepatan peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah yang hingga kini masih tertinggal.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Kota Singkawang, capaian imunisasi bayi lengkap hingga September 2025 baru mencapai 22,8 persen dari target 60 persen. Sementara itu, jumlah anak yang belum pernah diimunisasi atau zero dose mencapai sekitar 2.000 anak.
Kegiatan Persiapan Imunisasi Kejar digelar di Singkawang pada Jumat, 7 November 2025, dihadiri oleh 239 peserta dari berbagai instansi lintas sektor, termasuk Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Bappeda Kota Singkawang, CDC (Centers for Disease Control and Prevention), Health Security Partners (HSP), Perkumpulan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), serta unsur camat, lurah, koordinator imunisasi puskesmas, dan kader posyandu se-Kota Singkawang.
BACA JUGA:Saung Timur Singkawang: Wisata Terpadu Padukan Glamping, Agro Edu Wisata, dan Kuliner Lokal
Cakupan Imunisasi Menurun Tajam
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang, dr. Achmad Hardin, mengungkapkan bahwa tren cakupan imunisasi di Singkawang terus menurun sejak beberapa tahun terakhir. Diketahui pada 2023, capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih di angka 49,5 persen, namun anjlok menjadi 33,15 persen pada 2024. Sementara imunisasi bayi lengkap hanya mencapai 27,2 persen pada 2024.
Ia menegaskan, penurunan ini menjadi sinyal serius karena anak-anak menjadi sangat rentan terhadap penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi.
“Penurunan ini menjadi sinyal serius karena anak-anak kita menjadi sangat rentan terhadap penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi,” tambahnya.
BACA JUGA:Wali Kota Singkawang Tinjau Langsung Kondisi Sekolah, Pastikan Ruang Belajar Aman dan Nyaman
Menurutnya, rendahnya capaian imunisasi juga berpotensi memicu kejadian luar biasa (KLB) penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti campak, difteri, dan polio.
Selain faktor akses, masih banyak orang tua yang ragu membawa anaknya untuk imunisasi. Kekhawatiran terhadap efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), serta maraknya hoaks di media sosial, turut memperberat upaya pencapaian target imunisasi.
“Banyaknya informasi yang salah tentang imunisasi di media sosial membuat sebagian masyarakat enggan datang ke posyandu. Padahal imunisasi terbukti aman dan efektif,” ujar dr. Hardin.
BACA JUGA:Enam Sekolah di Singkawang Raih Penghargaan Adiwiyata 2025, Bukti Komitmen Peduli Lingkungan
Pelaksanaan Dimulai 12 November
Sumber: media center singkawang




