Rentcar MaC
Mau iklan?

Tumpahan Salok 2024, Forsip Tampilkan Tradisi Bepapas dan Saprahan Ratusan Warga Sambas Berkumpul

Tumpahan Salok 2024, Forsip Tampilkan Tradisi Bepapas dan Saprahan Ratusan Warga Sambas Berkumpul

Pengurus Forsip Saat melaksanakan Tradisi Bepapas pada Minggu 27 Oktober 2024 di Graha Sukiman Center Nanga Pinoh.-Dok. Pontianak Info Disway-Sy. Nurul Hidayatullah

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Dalam rangka Pelantikan Pengurus  Forsip (Forum Silaturrahmi Pantai Utara) periode 2024-2029 menggelar acara Tumpahan Salok 2024 dengan  menampilkan dua tradisi lokal yang kaya, yakni Bepapas dan Saprahan. Acara ini bertujuan untuk mempererat hubungan antar warga Sambas yang berada di Kabupaten Melawi  dan melestarikan warisan budaya daerah.

"Tumpahan Salok merupakan program kerja tahunan Forsip yang diadakan sebagai bentuk syukur dan ajang silaturahmi. Tahun ini, Forsip menampilkan berbagai seni budaya yang ada di Kabupaten Sambas dengan harapan dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenal dan menghargai budaya lokal," ungkap Syarif Nurul Hidayatullah, Ketua Panitia Pelaksana.

Menurut Syarif, tradisi bepapas merupakan ritual yang dilakukan sebagai bentuk persatuan dan kesatuan antar warga Sambas untuk menghilangkan aura negatif yang ada didalam tubuh manusia tersebut. 

Dalam kegiatan ini, panitia juga menyediakan makanan yang dimakan secara bersaprah. Saprahan adalah tradisi berbagi hidangan yang menggambarkan kebersamaan dan kehangatan masyarakat Pantai Utara. Masyarakat akan duduk bersama dalam satu saprah ada 6 orang sambil menikmati hidangan yang ada.

 
 

BACA JUGA: Desa Pak Utan : Kegiatan Kampung Moderasi Beragama Perkuat Kerukunan dan Kedamaian Mempawah

Acara ini akan diadakan pada Minggu 27 Oktober 2024 di Graha Sukiman Center Nanga Pinoh ini dihadiri 270 warga Sambas yang tinggal di Kabupaten Melawi. 

"Alhamdulillah Saprahan yang keluar sebanyak 45 saprah, atau 270 orang. Karena 1 saprah itu ada 6 orang," kata Syarif.

Selain menampilkan tradisi bepapas dan masakan Saprahan, panitia tumpahan salok 2024 ini juga menghadirkan musik tradisional tanjidor yang berasal dari Kabupaten Sambas.

"Kami berharap melalui Tumpahan Salok 2024, masyarakat dapat lebih mengenal dan mencintai tradisi kita. Acara ini bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai upaya untuk memperkuat rasa persatuan. Semoga dengan adanya kegiatan ini rasa rindu di kampung halaman terobati," tutur Syarif.

Acara ini turut dihadiri oleh Pjs. Bupati Melawi, diwakili dr. H. Ahmad Jawahir, Staf Ahli Bupati Melawi, bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Ketua MABM Kabupaten Melawi, Ritaudin, Ketua Pejuang Subuh Melawi, Bambang Setiawan, Camat Nanga Pinoh, Hendra Permana, Kepala BMKG Melawi, Ketua IKM Melawi, Ketua IKPBU Sintang dan anggota, Ketua dan Pengurus POM Melawi dan anggota, Ketua POM Sintang, Bekaban, organisasi Batak dan Tokoh Masyarakat, beserta tamu undangan yang turut memeriahkan.

" Kehadiran para pejabat dan tokoh masyarakat ini menjadi simbol dukungan yang kuat untuk FORSIP Melawi dalam melestarikan budaya sekaligus mempererat persatuan masyarakat Pantai Utara yang kini menetap di Melawi," pungkas Syarif

Sumber: