Sukiryanto, Anggota Dewan Kalbar yang Tidak Pernah Mengambil Gaji Selama Menjabat Sebagai Anggota DPD RI
Anggota DPD RI asal Kalbar, Sukiryanto tidak pernah mengambil gaji selama menjabat pada periode 2019-2024.-Cybernews.com-
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID Kubu Raya- Seorang tokoh politik asal Kalimantan Barat yang dikenal dengan kepemimpinannya yang bersahaja dan sederhana Sukiryanto cukup mengejutkan publik dengan pengakuannya bahwa ia tidak pernah mengambil gaji selama masa jabatannya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-2024.
Keputusan ini tentu tidak umum, mengingat gaji dan tunjangan anggota DPD RI terbilang cukup besar.
Namun, bagi Sukiryanto, pengabdian kepada masyarakat adalah hal yang jauh lebih utama daripada sekadar menerima kompensasi finansial. Dilansir dari beberapa sumber di mana gaji tersebut sebesar 14.777.680 dengan rincian sebagai berikut: Gaji pokok sebesar Rp. 4.200.000, tunjangan istri Rp. 420.000, tunjangan anak 168.000, tunjangan beras 289.680, dan tunjangan jabatan 9.700.000.
Keputusannya untuk tidak mengambil gaji tersebut bukanlah sekadar strategi politik, melainkan cerminan dari komitmen yang kuat terhadap prinsip-prinsip pelayanan publik. Sukiryanto meyakini bahwa sebagai wakil rakyat, tugas utamanya adalah memperjuangkan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah pemilihannya. Bagi Sukiryanto, gaji bukanlah motivasi utamanya untuk terjun ke dunia politik.
BACA JUGA:Antusiasme Ibu-Ibu di Deklarasi Pemenangan Sujiwo-Sukiryanto : Pak Haji Harus Menang!
Sukiryanto, yang kini merupakan Calon Wakil Bupati Kubu Raya berpasangan dengan Sujiwo, telah lama dikenal sebagai seorang pengusaha sukses sekaligus tokoh masyarakat di Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kubu Raya. Sebelum terjun ke dunia politik, ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan. Keikutsertaannya dalam pemilihan anggota legislatif pada tahun 2019 didorong oleh keinginannya untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat.
Dengan latar belakang yang kuat dalam dunia usaha, ia mampu memahami kebutuhan masyarakat dan tantangan yang dihadapi oleh daerah pemilihannya. Sukiryanto telah menjalankan berbagai program sosial yang bertujuan untuk membantu masyarakat kurang mampu, dari bantuan pendidikan hingga pemberdayaan ekonomi lokal. Keputusannya untuk tidak mengambil gaji selama menjadi anggota DPD RI semakin memperkuat citranya sebagai pemimpin yang tulus dan peduli.
Menurut Sukiryanto, pengabdian yang ia lakukan bukanlah untuk mencari keuntungan pribadi. Ia menyadari bahwa banyak masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan dan membutuhkan perhatian lebih dari para pemimpin.
"Memilih tidak mengambil gaji, adalah sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat kecil. Dana yang seharusnya menjadi gaji saya, lebih baik disalurkan untuk kegiatan sosial atau kebutuhan mendesak lainnya." Papar H. Sukir, sapaan akrabnya kepada redaksi pontianakinfo.disway.id.
BACA JUGA:Tokoh Masyarakat Madura Kubu Raya dan 11 Kades Dukung Sukiryanto untuk Pilbup 2024 Kubu Raya.
Langkah ini juga menjadi pesan moral bagi rekan-rekannya di parlemen, bahwa posisi sebagai wakil rakyat seharusnya tidak dijadikan alat untuk memperkaya diri, melainkan sebagai kesempatan untuk berbuat lebih bagi masyarakat.
"Saya berharap tindakan ini bisa menginspirasi anggota parlemen lain untuk lebih mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi." Harap H. Sukir.
Tindakan Sukiryanto ini mendapat apresiasi yang luas dari berbagai kalangan, terutama di daerah pemilihannya. Banyak masyarakat yang melihatnya sebagai contoh nyata dari seorang pemimpin yang mengutamakan pelayanan publik di atas segala hal. Selain itu, para pendukungnya juga menilai bahwa keputusan untuk tidak mengambil gaji selama menjabat menunjukkan integritas dan komitmen kuat Sukiryanto terhadap rakyat.
Sumber: berbagai sumber