Rentcar MaC
Mau iklan?

Fenomena Sandwich Generation, Mengapa Selalu Kembali Berulang?

Fenomena Sandwich Generation, Mengapa Selalu Kembali Berulang?

Ilustrasi Sandwich Generation --pinterest

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, PONTIANAK - Fenomena generasi sandwich kini mulai kian merebak di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia. Biasanya banyak terjadi pada anak-anak di memiliki kewajiban dalam suatu keluarga yang berkewajiban untuk menghidupi orang tua, keluarganya sendiri, dan anak-anaknya dalam waktu bersamaan. Karena tekanan tersebut membuat mereka sering mengalami tekanan psikis hingga memicu gangguan fisik dan mental. 

 

Apa Maksud dari Generasi Sandwich? 

 

Istilah yang awalnya dicetuskan oleh professor asal Kentucky University, yaitu Dorothy A. Miller, pada tahun 1981 dalam bukunya Social Work. Generasi sandwich memiliki pengertian  di mana seseorang harus menghidupi tiga generasi keluarganya yang terdiri dari orang tua, dirinya sendiri, dan anaknya.

 

Sehingga dalam menganalogikannya seperti sebuah roti lapis, di mana orang tua dan anak dianggap sebagai roti lapisan atas dan lapisan bawah, sedangkan seseorang yang terjebak dalam fenomena ini diibaratkan sebagai sebuah daging atau isi dari sandwich yang terhimpit di tengah-tengah roti.

 

Pengaruh dari Fenomena Sandwich Generation 

  • Membuat stress menjadi lebih tinggi, hal itu disebabkan oleh mereka memiliki kekhawatiran jika tidak bisa untuk membiayai atau memberi makan. Sehingga, mereka susah untuk menabung atau menggunakan penghasilan untuk diri sendiri. Prioritas mereka setiap harinya adalh untuk memenuhi kebutuhan hidup orang yang ditanggung.
  • Kelelahan Fisik yang disebabkan oleh beban pekerjaan yang menumpuk, sehingga mereka lebih mudah mengalami burnout di mana kelelah fisik dan mental akan selalu mereka rasakan. Jika sampai terjadi, orang tersebut akan rentan terhadap penyakit fisik seperti kebotakan dini, pusing, dan kelelahan secara terus-menerus. Sementara itu, mereka juga bisa berisiko mengalami penyakit mental seperti panic attack atau depresi akut.
  • Perasaan gagal sebagai tulang punggung keluarga, serta kehilangan satu dari sekian sumber penghasilan jika gagal dalam karier dan perasaan yang selalu tidak akan merasa puas.
  • mudah merasakan kekhawatiran jika terjadi sesuatu di luar rencana mereka.

Penyebab Hadirnya Sandwich Generation

  • Ketidak mampuan seseorang dalam mengatur finansial. Contoh, tidak mempersiapkan tabungan untuk hari tua atau tidak memiliki simpanan cadangan untuk mencegah terjadinya hal yang memerlukan dana dalam jumlah cukup besar. Sehingga, saat sudah waktunya untuk pensiun dan tidak lagi aktif bekerja, mereka tidak memiliki banyak uang untuk menghidupi kehidupannya sendiri dan harus bergantung kepada anak.
  • Kebiasaan dalam membelanjakan uang untuk barang yang tidak penting. Sehingga tidak mampu menentukan yang mana prioritas dan selalu membeli barang yang diinginkan dibandingkan dengan barang yang dibutuhkan.

Oleh karena itu, untuk memutus sandwich generation kita perlu memahami dan merencanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut menjadi sangat penting untuk mencegah siklus tersebut kembali berulang lagi dan lagi.

Sumber: detik.com