Generasi Z Indonesia Terjerat Krisis Kesehatan Mental
--pixabay
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Generasi Z, harapan masa depan Indonesia Emas 1945, disoroti oleh tantangan serius dalam kesehatan mental. Meski dianggap sebagai pilar kemajuan, banyak dari mereka, kelahiran tahun 2000-2010, menghadapi masalah kesehatan mental yang dapat berdampak jangka panjang pada aspek sosial dan ekonomi, membahayakan masa depan mereka jika tidak ditangani dengan serius sejak dini.
BACA JUGA:Persiapan Pemimpin Dunia dalam Menghadapi Tantangan dari 'Disease X'
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan, prevalensi rumah tangga dengan anggota yang menderita gangguan jiwa skizofrenia meningkat dari 1,7 permil pada 2013 menjadi 7 permil pada 2018.
Gangguan mental emosional pada penduduk usia di bawah 15 tahun naik dari 6,1 persen (Riskesdas 2013) menjadi 9,8 persen pada 2018.
Pandemi Covid-19 semakin memperburuk situasi ini. Survei terbaru I-NAMHS 2022 menemukan bahwa sekitar 5,5 persen remaja usia 10-17 tahun didiagnosis dengan gangguan mental dalam 12 bulan terakhir, sementara 34,9 persen mengalami setidaknya satu masalah kesehatan mental.
BACA JUGA:Menciptakan Kualitas Tidur yang Sehat, Tips dan Trik yang Perlu Anda Ketahui
Dengan populasi remaja Indonesia mencapai 46,2 juta jiwa, angka ini mencerminkan dampak serius krisis kesehatan mental. Gangguan cemas menjadi tantangan utama dengan 26,7 persen remaja mengalami kondisi ini.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa sejumlah remaja melaporkan kecenderungan perilaku bunuh diri, dengan lebih dari 80 persen dari mereka mengalami masalah gangguan mental.
Survei ini, yang melibatkan kerja sama internasional antara Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK-UGM), The University of Queensland Australia, dan Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health AS, menjadi langkah awal dalam pemahaman dan penanganan serius terhadap krisis kesehatan mental di kalangan Generasi Z Indonesia.
Melalui kolaborasi global, diharapkan akan ditemukan solusi yang efektif untuk mendukung kesejahteraan mental mereka.
Beberapa remaja juga melaporkan kecenderungan perilaku bunuh diri dalam 12 bulan terakhir. Di antara keseluruhan sampel, 1,4 persen melaporkan bahwa mereka memiliki ide bunuh diri, 0,5 persen telah membuat rencana untuk bunuh diri, dan 0,2 persen melaporkan bahwa mereka telah mencoba melakukan percobaan bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.
Sebanyak 0,4 persen remaja melaporkan bahwa mereka pernah mencoba bunuh diri selama hidupnya.
BACA JUGA:Memahami Bahasa Tubuh, Tanda-tanda yang Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda
Namun, lebih dari 80 persen dari remaja yang melaporkan perilaku bunuh diri (yang memikirkan, merencanakan, dan/atau melakukan percobaan) dalam 12 bulan terakhir mengalami suatu masalah gangguan mental.
***
Sumber: