Rentcar MaC
Mau iklan?

Mengumumkan Kemenangan dan Ancaman Perluasan: 100 Hari Perang Brigade al-Qassam melawan Israel

Mengumumkan Kemenangan dan Ancaman Perluasan: 100 Hari Perang Brigade al-Qassam melawan Israel

Hammas mengumumkan pencapaian pasukannya-Disway.id-https://disway.id/read/755388/abu-ubaidah-brigade-al-qassam-hancurkan-1000-kendaraan-israel-dalam-100-hari-perang-terhadap-zionis-diperluas

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Dalam 100 hari perang sengit melawan Israel, Abu Ubaidah, juru bicara sayap militer Brigade Hamas al-Qassam, dengan bangga mengumumkan pencapaian pasukannya. Pidato ini disampaikannya melalui saluran televisi, di mana ia menyebutkan bahwa pasukan Brigade al-Qassam berhasil menyerang dan melumpuhkan sekitar 1000 kendaraan Israel.

Abu Ubaidah juga mengungkapkan kemungkinan perluasan serangan, menyatakan bahwa pihaknya diberitahu oleh beberapa pihak di garis perlawanan bahwa serangan terhadap Israel akan diperluas dalam beberapa hari mendatang.

Lebih lanjut, Abu Ubaidah menyampaikan keprihatinan terhadap nasib banyak sandera Israel, menyalahkan Israel atas keadaan mereka. Dalam konteks ini, ia menyatakan bahwa negosiasi apapun sebelum menghentikan agresi Israel tidak memiliki arti.

Dalam pidatonya, Abu Ubaidah menegaskan alasan di balik serangan pasukan Hamas pada tanggal 7 Oktober. Menurutnya, serangan ini merupakan respons terhadap kematian rakyat Palestina yang diakibatkan oleh penjajah dan kelompok pendukungnya selama 100 tahun.

Hamas juga menampilkan video tiga sandera Israel yang ditahan di Gaza. Sandera-sandera ini, Noa Argamani (26), Yossi Sharabi (53), dan Itai Svirsky (38), mengungkapkan keinginan mereka agar pemerintah Israel menghentikan serangan terhadap kelompok perlawanan Palestina dan membebaskan mereka. Hamas mengancam untuk menginformasikan nasib mereka pada hari berikutnya.

Noa Argamani, seorang wanita berusia 26 tahun, menjadi sandera setelah penyerangan oleh militan Palestina terhadap festival musik Supernova di Israel pada tanggal 7 Oktober. Selain itu, Hamas juga mencatat kehilangan kontak dengan beberapa sandera saat pasukan Israel menembaki Gaza, dengan kemungkinan bahwa mereka mungkin terbunuh dalam proses tersebut.

Meskipun pesan publik Hamas mengenai para sandera dianggap oleh pejabat Israel sebagai perang psikologis, Israel menyatakan kesadaran mereka akan risiko yang mungkin dialami oleh sandera akibat serangan mereka, dan mereka mengambil tindakan pencegahan.

Dari sekitar 240 orang yang ditangkap oleh Hamas pada awal perang, sekitar setengahnya dibebaskan melalui gencatan senjata pada bulan November. Namun, 132 orang masih berada di Gaza, dan 25 di antaranya dilaporkan tewas.

Krisis penyanderaan ini telah mengguncang warga Israel, dan tekanan dari kerabat para tawanan untuk menghentikan perang semakin meningkat. Meskipun demikian, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras untuk terus berjuang hingga Hamas hancur, dengan keyakinan bahwa hal ini akan membuka jalan bagi pembebasan para sandera.***

Sumber: Disway.id