Upaya Turunkan Angka Stunting, Dinkes Melawi Gelar Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting
Plt Kepala Dinas Kesehatan Melawi, Ahmad Darmawan saat Memberikan Sambutan di Pertemuan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting di Hotel Cantika Nanga Pinoh pada Rabu (3/7/2024)--
PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, MELAWI - Dinas Kesehatan Kabupaten Melawi menggelar pertemuan evaluasi intervensi spesifik stunting di salah satu Aula Hotel Nanga Pinoh, Rabu (3/7/2024). Acara tersebut dibuka langsung oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Melawi, Ahmad Darmawan.
Kegiatan yang menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat tersebut menghadirkan peserta berjumlah 54 orang yang terdiri dari, kepala puskesmas, dokter puskesmas dan rumah sakit pemerintah dan swasta, bidan koordinator puskesmas, tenaga gizi puskesmas, penanggungjawab program imunisasi dinas kesehatan, dan penanggungjawab program kesling dinas kesehatan.
Ketua Panitia Pelaksana, Resti Kusumawardani mengatakan, kegiatan ini guna meningkatkan kualitas data dan pelayanan kesehatan intervensi spesifik bidang kesehatan serta mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan yang membahas progres penurunan stunting, hambatan serta strategi yang akan dilakukan untuk meningkatkan cakupan layanan.
"Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan prevalensi stunting di Kabupaten Melawi masih tergolong tinggi dengan survey kesehatan Indonesia tahun 2023 yakni 35,3% dan berdasarkan data EPPGBM tahun 2023 yakni 24,1%, sedangkan target RPJMN stunting pada angka 14%," terangnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Melawi, Ahmad Darmawan menyampaikan dalam rangka upaya percepatan pencegahan penurunan stunting, dinas kesehatan memiliki tugas utama dan memiliki kewenangan secara khusus di bidang kesehatan, utamanya terkait dengan berbagai intervensi spesifik yang ditujukan langsung pada kelompok sasaran yakni anak usia 0-23 bulan, ibu hamil, ibu menyusui, remaja putri.
Menurutnya, prevalensi stunting di Kabupaten Melawi masih tergolong tinggi dengan persentase prevalensi stunting menurut SSGI tahun 2022 yakni 44,1% kemudian dilakukan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yakni 35,3% dan data EPPGBM tahun 2022 yakni 29,6%, kemudian di tahun 2023 yakni 24,1%.
BACA JUGA:Dinkes Melawi Gelar Sosialisasi Pelaksanaan ILP Puskesmas se-Kabupaten
Lanjutnya, Dinas Kesehatan sebagai Ketua Bidang Intervensi Spesifik dalam percepatan penurunan stunting dengan terdapat 9 indikator pada sasaran intervensi spesifik dan 3 intervensi sensitif yang harus dicapai sesuai target RPJMN yang telah ditetapkan hingga tahun 2024.
"Penurunan angka kematian (AKI) dan stunting juga menjadi kegiatan prioritas hingga tahun 2024 dengan target penurunan AKI menjadi 183/100.000 kelahiran hidup dan stunting menjadi 14%," ungkap Ahmad Darmawan.
Kata dia, berdasarkan latar belakang tersebut bisa dinyatakan bahwa intervensi spesifik telah terbukti dapat mengurangi stunting yakni melalui suplementasi dan fortifikasi, mendukung pemberian ASI ekslusif, penyuluhan tentang pola makan anak, pemberian makanan tambahan pada anak Balita dan ibu hamil.
Serta juga kegiatan posyandu dengan melakukan penimbangan serta pengukuran tinggi dan panjang badan menggunakan alat antropometri terstandar dan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan Balita. Kegiatan dalam program intervensi spesifik harus melibatkan lintas program seperti gizi, kesehatan ibu dan anak, promosi kesehatan, imunisasi, kesehatan lingkungan, dan bidan desa dan kader.
"Saya berharap dengan diadakannya kegiatan pertemuan ini, bisa kita buat suatu perencanaan tindak lanjut yang matang dalam penangan stunting dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan serta perkembangan anak-anak khususnya di wilayah Kabupaten Melawi,"tuturnya.
Sumber: disway kalbar