Rentcar MaC
Mau iklan?

Bukti Peninggalan Bersejarah di Melawi, Artefak Bonang Pokat, Tanda Perdamaian Antara Dua Suku Berseteru

Bukti Peninggalan Bersejarah di Melawi, Artefak Bonang Pokat, Tanda Perdamaian Antara Dua Suku Berseteru

Artefak benang pokat disimpan di rumah Kipas, warga Desa Nanga Potai, Kecamatan Sokan. (Photo//ald.pixellab)--Beyon bloging

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, MELAWI - Benang pokat adalah lembaran kain panjang yang didalamnya terdapat gambar atau lukisan tentang kegiatan tertentu. Secara umum kondisi peninggalan benang pokat dapat dijelaskan.

Hinga kini di Ketahui, Artefak benang pokat ini masih Ada dan disimpan di rumah Kipas, warga Desa Nanga Potai,  Kecamatan Sokan (24/06/24)

Saat Media ini menanyakan Warga Asli penduduk di desa Nanga Potai,Melalui Pesan WhatsApp "Bambang sugiarto namanya, Ia menjelaskan Benang pokat ini Terbuat dari kain panca Ina dengan ukuran panjang 480 cm dan lebar 100 cm.katanya 

Lalu Ia Menjelaskan Gambar yang terdapat di benang pokat adalah empat raja bersenjatakan panah, tiga raja bersenjatakan gada, 41 orang prajurit tanpa ekor, 36 orang  prajurit berekor, dan 2 orang prajurit yang memiliki sayap. Semuanya digambarkan dalam warna merah yang katanya berasal dari buah jeronang atau buah rotan.

“Bahwa benang pokat ini terjadi dari pertikaian antara Suku Dayak Keninjal di daerah Sungai Belimbing dengan Suku Melayu yang ada di Kerajaan Sintang.pada masa itu," ucapnya.

BACA JUGA:2024 Melawi Raih Sertifikat Eliminasi Malaria dari Kemenkes, Belasan Tahun Menunggu

Lalu Upaya perdamaian akhirnya dapat tercapai ketika kedua kelompok bermusyawarah di Madong, Kotabaru, dan bukti perdamaian itu adalah dibuatnya benang pokat,” kata Bambang Sugiyanto, Pemerhati budaya atau warga setempat.

Masih Kata Bambang Sugiarto Ia mengungkapkan, dari hasil penelusuran, gambar yang ada Pada benang pokat itu diartikan sebagai suatu ungkapan atau peribahasa sebagai.

“Air sama nuba, buah sama mantuh, tanah sama behuma, hidup seperti burung pipit,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengartikan arti bahasanya kira-kira seperti ini "di air sama-sama mengambil ikan, buah sama-sama dipanen, tanah sama-sama dikerjakan sebagai kebun atau sawah, hidup seperti burung pipit yang bebas merdeka kemana saja,” katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, perjanjian damai antar dua suku di atas memang sesuai dengan penggambaran yang ada di benang pokat Tersebut, Gambaran di benang pokat adalah kegiatan perang antara dua kelompok,yaitu kelompok manusia bersenjatakan gada dan kelompok lainya manusia berekor menyerupai monyet Atau Kera yang lengkap dengan Senjata panah. 

"Lalu yang paling menarik adalah penggambaran tokoh pemimpin di kelompok manusia bersenjatakan gada, yang digambarkan dengan ukuran yang sedikit lebih besar daripada lainnya, dengan memiliki kepala dan tangan yang berlipat banyaknya daripada manusia biasa," katanya.

BACA JUGA:Kapolres Melawi Menyatakan Tegas, Tidak Ada Polisi Rekayasa, Terhadap Kasus Pengancaman Wartawan di Melawi

Lebih lanjut Ia menjelaskan, Raja ini digambarkan menggunakan panah sebagai senjatanya, bukan gada seperti yang dipakai oleh anggota kelompok lainnya. 

Sumber: Harian Disway