Backlink
Rentcar MaC

Mengenal Sosok Toto Soegriwo, Produser di Balik Film Merah Putih: One For All

Mengenal Sosok Toto Soegriwo, Produser di Balik Film Merah Putih: One For All

Sosok Toto Soegriwo, Produser di Balik Film Merah Putih: One For All-Pontianak Disway-dokumen istimewa

PONTIANAKINFO.COM - Film animasi Merah Putih: One For All menjadi perbincangan publik menjelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Mengangkat tema nasionalisme dan semangat persatuan, film ini justru mendapat sorotan tajam, terutama terkait kualitas animasinya yang dinilai belum layak untuk kelas nasional.

Berdasarkan sinopsis yang dirilis di laman m.21cineplex.com, Merah Putih: One For All mengisahkan aksi warga desa dalam menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia. Sekelompok anak terpilih membentuk “Tim Merah Putih” untuk menjaga bendera pusaka yang selalu dikibarkan setiap upacara 17 Agustus. Namun, tiga hari sebelum perayaan, bendera tersebut hilang secara misterius.

Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa—kemudian bersatu menjalankan misi heroik untuk menyelamatkan bendera pusaka itu.

BACA JUGA:Mengenal Chef Sule: Dibalik Menyalanya Dapur Harris Hotel Pontianak

Trailer film ini telah dipublikasikan di kanal YouTube Perfiki TV, CGV Kreasi, dan Historika Film. Namun, alih-alih menuai pujian, film ini justru dibanjiri kritik di media sosial hanya beberapa hari sebelum penayangannya di layar lebar pada 14 Agustus 2025.

Situs resmi Cinema XXI mengonfirmasi adanya promo tiket seharga Rp17 ribu khusus pada 17 Agustus 2025.

BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Kemarau Basah dan Prediksi BMKG pada Pertengahan 2025

Proses Produksi dan Kru Film

Masih mengutip m.21cineplex.com, film ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Produser utamanya adalah Toto Soegriwo, sementara produser eksekutif dijabat Sonny Pudjisasono. Posisi sutradara dan penulis skenario dipegang oleh Endiarto dan Bintang Takari, yang juga bertindak sebagai animator visual utama.

Banjir Kritik di Media Sosial

Banyak warganet mengecam kualitas animasi yang dianggap kaku, grafis yang dinilai di bawah standar film bioskop modern, hingga alur cerita yang kurang memikat. Bahkan, sejumlah netizen membandingkannya dengan film animasi lokal lain seperti Jumbo.

Kritik juga ramai di YouTube melalui video reaksi para konten kreator ternama. Film ini bahkan sempat masuk daftar trending topik di media sosial X pada posisi 40-an.

BACA JUGA:Mengenal Ritual dan Makna Hari Raya Nyepi di Bali

Respon Produser

Sumber: