BGN Hentikan Sementara Operasional SPPG di NTT

Ilustrasi persiapan makan bergizi di salah satu sekolah -info_banyuresmi-Instagram
PONTIANAKINFO.COM - Badan Gizi Nasional (BGN) menghentikan sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tindakan tegas tersebut diambil menyusul ada temuan makanan tidak layak dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“BGN telah mengambil langkah tegas dengan melakukan pemberhentian sementara operasional SPPG terkait, hingga proses investigasi dan pengecekan sampel MBG di laboratorium selesai,” kata Staf Khusus BGN Redy Hendra Gunawan di Jakarta, Senin (28/7).
BGN telah melibatkan sejumlah lembaga independen, dinas kesehatan, dan dinas pendidikan setempat untuk menelusuri penyebab insiden sekaligus terus memonitor kondisi siswa terdampak secara berkala.
“Kami mewakili Badan Gizi Nasional menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada siswa, orang tua, pihak sekolah, dan seluruh pihak yang terdampak akibat insiden tersebut serta temuan makanan kurang layak pada Program MBG,” ujarnya.
BACA JUGA:AKBM Demo Tolak Transmigrasi, Wakil Gubernur Kalimantan Barat Ikut Serta Nyatakan Penolakan Tegas
Redy menegaskan, BGN tidak menoleransi kelalaian dalam pengadaan dan distribusi MBG yang dapat berpotensi bahaya bagi kesehatan penerima manfaat. “Keamanan serta keselamatan seluruh penerima manfaat adalah prioritas kami,” tegas Redy.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk penanganan insiden di lokasi agar berjalan dengan cepat dan tepat. “Insiden ini menjadi catatan perbaikan kami ke depannya,” sambung Redy.
Beberapa perbaikan, meliputi proses seleksi dan evaluasi mitra penyedia makanan secara berkala, meningkatkan standar higienitas, rantai pasok, dan pengawasan mutu pangan, juga melakukan penyusunan SOP yang sedang dilakukan berbasis best practice dan rekomendasi ahli.
“Badan Gizi Nasional berkomitmen untuk memastikan Program MBG berjalan sesuai dengan standar keamanan pangan serta memberikan manfaat maksimal tanpa risiko
kesehatan. Kami yakin, dengan perhatian seluruh pihak program ini dapat berjalan dengan baik,” tutupnya.
Sumber: