Perjalanan Adhitya dan Pontianak Disway Bersama Dahlan Iskan

Mas Adhit bersama Abah Dahlan Iskan-Jean Ferdi Nando-
PONTIANAKINFO.COM - OPINI oleh Adhitya Pangestu Putra, Direktur Utama PT. Disway Kalbar Media.
Sebelum mengenal Dahlan Iskan, saya bukanlah siapa siapa. Saya masih ingat dulu waktu saya SMA (2012-2014), saya hanya anak nakal yang seringkali melawan guru, meskipun dari kelas akselerasi (hanya 2 tahun SMA lalu lulus). Ayah dan Ibu saya sampai akrab dengan Guru BK (Bimbingan Konseling) pada waktu itu. Sampai akhirnya saya mulai menemani Ayah saya, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Percetakan Pontianak Post, Grupnya Jawa Pos. Saya mulai mengenal dunia jurnalistik lebih dalam, Ayah saya juga sering menceritakan tentang sosok panutannya yang saat itu menjabat sebagai Menteri BUMN, Dahlan Iskan, yang juga puluhan tahun menjadi Bos Ayah saya. Sejak saat itu, saya aktif mencari berita-berita dan informasi tentang Dahlan Iskan. Sampai akhirnya saya menemukan informasi menarik ketika menjelang kelulusan. Beasiswa Surya University dari Yayasan Dahlan Iskan, yang saat itu rektornya juga Prof. Yohanes Surya. Saya mendaftar tanpa sepengetahuan Ayah, karena khawatir diintervensi dan “dibantu”, saya ingin berusaha dengan usaha saya sendiri. Akhirnya saya berhasil masuk Universitas Surya dengan Beasiswa Penuh dari Yayasan Dahlan Iskan, termasuk tempat tinggal dan uang saku. Saya hanya bawa badan dan paspor saat kuliah, karena usia saya masih 16 tahun waktu itu.
Setelah mengarungi Jabodetabek saat kuliah, saya harus pulang karena covid. Profesi saya sebagai guru teater dan bisnis kecil-kecil pun harus dikubur karena covid. Sempat membuka warung kopi sederhana di Pontianak, namun saya gagal lagi. Bagi saya kegagalan adalah pembelajaran, namun tidak bagi banyak orang. Berbekal “pembelajaran” itu lah saya berani untuk memutuskan banting setir jadi konten creator, saat itu inspirasi saya adalah Awbimax yang memprotes Pemprov Lampung hingga memberikan dampak pada Masyarakat. Saya mulai membuat konten yang serupa pada daerah saya, kritik dan juga memberikan opini terkait kasus kasus yang viral.
Adhitya saat endorse bersama Harian Disway Kalbar dan Saat Bermain Teater-Adhitya-Disway
Kesempatan ternyata datang lagi, waktu itu Ayah saya sedang kedatangan tamu dari salah satu rekan Dahlan Iskan. Namanya Mas Tirto. Mas Tirto tanya kepada saya setelah melihat konten saya yang kritis. “Mas Adhit mau jadi apa cita-citanya?” dengan lantang saat itu saya menjawab “Saya mau jadi Walikota”, Mas Tirto terkejut dan dengan santai menawarkan saya “Kalau begitu, pegang media dulu, Pak Dahlan ada media namanya Disway”. Saya langsung mengirimkan proposal untuk menghandle Disway saat itu. Saya masih ingat itu hari selasa pagi, di Warkop Suka Hati di Pontianak, warkop yang terkenal akan pisang srikayanya.
Hari Jumat, setelah selesai sholat jumat, kebetulan saya sedang di Sintang menemui kerabat saya yang akhirnya menjadi tunangan saya saat itu, telepon saya berdering. Dahlan Iskan memanggil, beliau sendiri yang menghubungi saya. “Halo Adhitya, kamu benar mau pegang Disway di Kalimantan Barat?” saya yang masih terkejut tanpa sadar menjawab “Benar Abah”, Dahlan Iskan melanjutkan “Ya sudah, kamu pegang Disway Kalimantan Barat. Selasa ketemu saya di Surabaya”.
Tanpa pikir panjang, saya mempersiapkan proposal, keberangkatan dan lain lainnya. Hari itu tiba, saya presentasi tentang program saya untuk Disway Kalimantan Barat di Kantor Harian Disway Jalan Walikota Mustajab, Surabaya, di hadapan Mas Tomy, yang saat itu Abah percayakan untuk mendengar presentasi saya. Setelahnya saya menginap di Rumah Abah Dahlan Iskan, dua hari dua malam. Saya juga diajak berkeliling oleh Mas Tomy saat itu, berkenalan dengan Disway kota lain yang juga ada di Surabaya saat itu karena sedang ada undangan dari MGID, salah satu platform iklan website untuk media. Bagi saya itu semua dunia baru, saya harus cepat beradaptasi dan belajar.
Agustus datang, saat itu bulan yang tidak disangka, Abah datang ke Pontianak. Kami tandatangani akta pembentukan Perusahaan, tidak disangka saya ditunjuk sebagai Direktur Utama serta diberikan saham. Hal yang tidak pernah terbayang dalam hidup saya, menjadi Direktur di Perusahaan milik Dahlan Iskan, pada usia 26 tahun. Direktur Disway termuda saat itu, mungkin di seluruh Perusahaan beliau masih saya yang paling muda. Tidak ada waktu banyak untuk euphoria, banyak hal yang harus saya kejar. Semakin besar kepercayaan, semakin besar tanggungjawab. Saat usia 16 tahun saya diberikan Beasiswa oleh Dahlan Iskan, namun kali ini pemberian Abah lebih besar, kepercayaan dan tanggungjawab mengelola Perusahaan, PT. Disway Kalbar Media.
Saya sempat membangun tim namun bubar, jatuh bangun belajar, hingga akhirnya saya launching portal berita pontianakinfo.disway.id pada Desember 2023. Saya beruntung memiliki Ayah dengan latar belakang jurnalistik, seorang Wartawan yang cukup punya nama saat itu di Kalimantan Barat dan masih Direktur Percetakan Pontianak Post. Berbekal relasi dan ilmu dari Ayah, saya berhasil membangun strategi bagus untuk Pontianak Disway, momentum menjelang Pemilu dan Pilkada. Dibantu oleh nama besar Ibu saya yang saat itu Wakil Ketua Partai Nasdem DPD Kota Pontianak, relasinya tidak main main. Saya berhasil menggunakan itu semua dengan baik. Saya berhasil berelasi dengan pejabat, calon kontestan pilkada, pebisnis, organisasi, dan lainnya.
Momentum buruk datang kembali, saya yang sudah tunangan harus putus di Februari 2024. Saya memilih mengutamakan pekerjaan saya daripada apapun. Hal itu adalah yang saya sangat syukuri sampai hari ini, karena saya bisa fokus mengembangkan perusahaan yang Dahlan Iskan percayakan. Saya membangun tim kembali, menata redaksi dan tim iklan dari nol lagi, berbagai cara saya lakukan agar bisa media ini dikenal. Hingga akhirnya berbagai kerjasama datang. Saya masih ingat, orang pertama yang tandatangan Kerjasama dengan saya adalah Ibu Ika Florentina yang dikenalkan oleh Deddy Supriadi, rekan saya di Event. Harris Hotel Pontianak yang saat itu dikomando oleh Bu Ika menjadi yang pertama mau bekerjasama dengan saya, media baru yang dipimpin anak kecil di Kalimantan Barat. Setelahnya, berbagai Kerjasama masuk, termasuk Honda saat itu dengan Pak Lukas yang dikenalkan oleh kerabat saya, Pak Acui Simanjaya.
Ika Florentina, General Manager ibis Bandung Pasteur (kiri) dan Adhitya Pangestu selaku CEO Pontianak Disway (kanan)-Pontianak Disway-dokumen istimewa
Berbagai hal baik terus bermunculan, berbekal nama Media Dahlan Iskan di Kalimantan Barat. Hal yang bagus untuk saya laporkan pada Abah yang datang Kembali pada Agustus 2024. Tepat Ulang Tahun Abah, tepat Ulang Tahun PT. Disway Kalbar Media yang pertama. Setelahnya Disway Kalbar semakin dikenal. Termasuk dalam ketajaman mengungkap kasus dan berita politik saat pilkada. Tentu ini semua dicapai karena memiliki tim yang satu visi. Satu setengah tahun saya memimpin media ini, termasuk berhasil dan percepatan yang signifikan, menurut versi saya sendiri. Hingga akhirnya bisa berelasi dengan banyak pihak untuk memperkuat dari luar, termasuk LI BAPAN yang dikepalai oleh Stevanus Febyan Babaro, yang menjadi sahabat saya dalam mengungkap kasus, serta Syamsul Jahidin yang sering menguliahi saya seputar hukum.
Adhitya Pangestu selaku Direktur Pontianak Disway (baju hitam) dan Dahlan Iskan selaku Komisaris Disway (baju merah) saat menikmati Durian Jemongko-Pontianak Disway-dokumen istimewa
Hampir 2 tahun Pontianak Info Disway berjalan, hidup saya berubah, cita-cita saya semakin dekat, semua berkat satu nama, Dahlan Iskan. Kalau tidak ada beliau, mungkin saya tidak kuliah beasiswa di Universitas Surya. Mungkin saya masih entah dimana mengaduk kopi.
Dahlan Iskan (ist)--
Tiba-tiba kabar buruk datang, sebenarnya kabar lama yang baru dibesar-besarkan kembali. Abah dikriminalisasi oleh Jawa Pos. Diusir dari Istana yang Abah bangun. Tapi saya tidak gentar, saya yakin Abah juga demikian. Pertarungan baru saja dimulai, Abah yang selama ini diam akhirnya melawan. Memang Abah tidak ingin menggunakan Disway, media yang abah bangun juga, untuk melawan, namun pembaca harus tahu fakta sebenarnya. Bahwa Pontianak Info Disway tetap pada jalur kebenaran, kami berada pada jalur kebenaran sebagaimana yang sudah sudah. Kalau bukan media yang mengungkap kebenaran, siapa lagi yang bisa dipercaya masyarakat? Terlalu banyak oknum dari instansi penegak hukum yang mencederai kepercayaan Masyarakat. Disitulah saya dan pontianakinfo.disway.id berdiri bersama masyarakat, menyuarakan apa yang semestinya.
Sumber: adhitya pangestu putra