Rentcar MaC
Cari iklan
Mau iklan?

Kritik Lewat Teater: Kisah Tiga Masa, dari AHY Hingga Megawati Tersenggol

Kritik Lewat Teater: Kisah Tiga Masa, dari AHY Hingga Megawati Tersenggol

Rangga dan Julio-Adhitya-Disway

Pada tanggal 21 April 2024, Gedung Kesenian Miss Tjitjih menjadi saksi dari pementasan teater yang memukau berjudul "Kisah Tiga Masa" yang diproduksi oleh Teater Connection Production Unit Barat. Acara ini tidak hanya memperingati Hari Kartini tetapi juga menghadirkan kritik yang tajam terhadap pemerintahan saat ini, mulai dari jokes tentang Megawati yang dilontarkan oleh salah satu pemain bernama Septian Nurcahyo dan Julio Amosis, hingga jokes Agus Harimurti Yudhoyono dan Grace Natalie yang dilontarkan oleh Rangga Pranendra.


Penampilan Teater-Adhitya-Disway

"Nanti anak kamu dikasi nama Wati, Owe ramal ia akan jadi Orang Besar, punya jabatan, dan gak mau turun" ujar Julio yang disambut "Oooh Banteng" oleh Septian. Meskipun pinggir jurang, namun sekitar 500 penonton yang hadir tetap tertawa.

 

"Ahaaa yeee, ahaaa yeee (lagu Pemuja Rahasia Sheila on 7), AHAYE ANAK SBY" Canda Rangga yang disambut oleh gelak tawa penonton.

 

Dengan penampilan yang mengagumkan, para penonton disuguhkan dengan narasi yang kuat mengenai berbagai masa di Indonesia. Mulai dari masa lampau yang penuh perjuangan Kartini dalam mengangkat martabat wanita, hingga masa kini yang dipenuhi dengan dinamika politik dan sosial yang kompleks.


Rangga Pranendra-Adhitya-Disway

Pada bagian yang menarik perhatian, pemeran dalam pementasan ini dengan lincahnya mengkritik kebijakan dan tindakan pemerintah, terutama dari sudut pandang humor yang cerdas. Dari kebijakan ekonomi hingga isu-isu sosial, tidak ada yang luput dari sorotan tajam para pemain teater ini.

BACA JUGA:In-depth : Siman Bahar alias Bong Kin Phin tak hanya menggenggam Golden Tulip, Impor Emas Mahir Ia Kendalikan

Tidak hanya sebagai hiburan semata, "Kisah Tiga Masa" juga menjadi panggung bagi penonton untuk merenungkan dan memahami lebih dalam tentang realitas yang ada di sekitar mereka. Melalui seni teater, pesan-pesan kritis disampaikan dengan penuh emosi dan kekuatan, menggugah kesadaran sosial dan politik di tengah-tengah masyarakat.

BACA JUGA:Peti Kemas Palaran Kota Samarinda Masih Menunggu Lahan, IKN Butuh Pelabuhan Penyangga

Selain itu, dipilihnya tanggal 21 April yang merupakan Hari Kartini sebagai momen pementasan ini memberikan tambahan makna dan simbolisme yang mendalam. Kartini, sebagai simbol perjuangan dan kesetaraan gender, menjadi bagian penting dalam keseluruhan konsep pementasan ini.

Sumber: disway kalbar