Rahasia Bali Jadi Ikon Pariwisata Berkualitas yang Mendunia!

--
Sejak tahun 2024 lalu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia secara aktif mengarahkan Bali menjadi destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Langkah ini bertujuan menjadikan Bali tidak hanya menarik bagi wisatawan global tetapi juga bertanggung jawab terhadap budaya, lingkungan, dan masyarakat lokal.
Melalui berbagai diskusi intensif dengan para pelaku pariwisata dan pakar terkait, Bali mengadopsi pendekatan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Upaya ini menjadi jawaban atas tantangan modern tanpa mengorbankan budaya dan taksu Bali serta mempertegas posisinya sebagai destinasi global yang bertanggung jawab.
Tantangan Ekonomi Global dan Dampaknya
Tahun 2025 menandai tantangan ekonomi global yang mempengaruhi berbagai sektor, termasuk pariwisata. Proyeksi IMF menunjukkan pertumbuhan ekonomi dunia turun menjadi 2,5% dari 3,1% tahun sebelumnya. Faktor utama penyebabnya adalah inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, dan gangguan rantai pasok yang masih membayangi pasca-pandemi. Di Indonesia, tekanan inflasi yang masih di atas target Bank Indonesia mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama dalam pengeluaran untuk perjalanan, akomodasi, dan konsumsi non-primer.
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) berdampak pada sektor hospitality, event organizer (EO), dan industri terkait lainnya. Hingga 23 April 2025, tercatat 24.036 kasus PHK di berbagai sektor, dengan hospitality menjadi salah satu sektor yang paling terpengaruh akibat pembatalan event dan efisiensi anggaran pemerintah. Sebagai respons, Bali berupaya mendorong perputaran ekonomi melalui pengembangan pariwisata berkualitas. Inisiatif ini didukung oleh penguatan kolaborasi antar-stakeholder yang menciptakan sinergi untuk mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab.
Strategi Bali Mewujudkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bali menerapkan berbagai strategi yang komprehensif.
Penerapan Konsep Tri Hita Karana
Bali mengintegrasikan filosofi lokal Tri Hita Karana–harmoni antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam dalam pengelolaan pariwisata. Konsep ini mendorong keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan keberlanjutan budaya.
Pengendalian dan Pemerataan Pariwisata Bali
Pengembangan pariwisata tidak lagi hanya berfokus di wilayah Bali Selatan maupun destinasi populer saja. Melainkan, kini juga telah menyebar ke wilayah Bali Barat dan Bali Utara serta dialihkan ke destinasi lainnya.
Pariwisata Berbasis Budaya
Bali mempertahankan dan mempromosikan nilai-nilai budaya lokal dalam pengembangan pariwisata. Hal ini memberikan kesempatan bagi Turis untuk merasakan tradisi dan budaya bali sebagai bagian dari upaya pelestarian warisan budaya.
Promosi Pariwisata Bertanggung Jawab
Melalui kampanye pariwisata berkualitas dan bertanggung jawab, Bali juga mengajak wisatawan untuk menghormati budaya lokal dan menjaga lingkungan selama kunjungan mereka.
Penguatan Regulasi dan Penegakan Hukum
Sumber: