Backlink
Rentcar MaC

Roundtable Teknologi Menyatukan Industri dan Pemerintah untuk Mendorong Pertumbuhan Energi Berkelanjutan

Roundtable Teknologi Menyatukan Industri dan Pemerintah untuk Mendorong Pertumbuhan Energi Berkelanjutan

--

Systemic Decarbonization, di mana Jababeka memfasilitasi kolaborasi lintas industri, pencocokan solusi, dan transfer pengetahuan.

Thermax Menampilkan Teknologi dan Solusi Energi yang Dapat Diskalakan

Pemimpin teknologi energi dan lingkungan berbasis India, Thermax Ltd., memainkan peran sentral dalam forum dengan mempresentasikan aplikasi energi bersih dunia nyata di seluruh pabrik Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 60 tahun, Thermax mengkhususkan diri dalam efisiensi energi, boiler biomassa, sistem waste-to-energy, hidrogen hijau, dan teknologi penangkapan karbon.

"Kami melihat diri kami sebagai mitra terpercaya dalam perjalanan transisi energi klien kami," kata Rabindranath Pillai President Director di Thermax International Indonesia. "Dari boiler yang ditenagai oleh tempurung kelapa hingga sistem air zero-liquid-discharge, tujuan kami adalah mengkarbonisasi operasi di setiap level."

Jejak Thermax di Indonesia meliputi fasilitas manufaktur di Cilegon dan lebih dari 95% tenaga kerja lokalnya adalah orang Indonesia. Mereka mempresentasikan beberapa studi kasus termasuk:

Chiller absorpsi yang ditenagai oleh limbah biomassa di industri pengolahan kelapa,

Precipitator elektrostatik yang mengurangi emisi hingga di bawah 50 mg/Nm³—jauh melampaui persyaratan regulasi,

Menara pendingin loop tertutup yang menghemat lebih dari 10.000 liter air per jam, dan

Sistem zero-liquid discharge untuk pabrik kimia di Jakarta.

PLN Mengkonfirmasi Komitmen terhadap Investasi Energi Terbarukan

Perwakilan dari PLN, utilitas listrik negara Indonesia, membagikan pembaruan tentang rencana energi RUPTL negara, menyatakan bahwa semua kapasitas pembangkit baru hingga 2040 akan berasal dari sumber terbarukan. Mereka juga menegaskan kembali dukungan mereka untuk alat seperti Renewable Energy Certificates (RECs) dan kerangka kredit karbon, yang dirancang untuk memungkinkan industri mengimbangi jejak mereka melalui penggunaan energi bersih di grid nasional.

"Sistem REC di Indonesia transparan, dapat diaudit, dan dapat diskalakan," kata PLN, mengakui kolaborasi mereka dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan BAPPEBTI untuk menciptakan pasar karbon yang fungsional.

Urgensi dan Akuntabilitas: Industri Menuntut Aksi Nyata

Salah satu diskusi paling animasi berpusat pada keseimbangan antara dorongan dan penegakan. Beberapa suara industri, termasuk konsultan veteran Naresh Makhijani, CEO, OTI Indonesia, mengadvokasi pendekatan yang lebih mendesak dan bertanggung jawab.

"Banyak perusahaan berisiko tertinggal. Kita perlu berhenti bersembunyi di balik 'awareness' dan mulai mendorong kepatuhan dengan konsekuensi nyata," kata Naresh. "Jika pabrik ingin ekspor, mereka harus memenuhi standar karbon global. Sesederhana itu."

Remarksnya beresonansi dengan banyak peserta, mendorong diskusi terbuka tentang kelayakan pajak karbon, insentif terkait kinerja, dan peran tekanan komunitas dalam mendorong adopsi.

Langkah Selanjutnya: Rencana Kerja untuk Implementasi

Forum diakhiri dengan komitmen kuat dari NZICC dan mitranya untuk mengkonversi diskusi menjadi aksi. Inisiatif yang direncanakan meliputi:

Seri Tech Forum dua bulanan, yang mempertemukan pembuat kebijakan, penyedia solusi, dan manajer pabrik,

Sumber: