Backlink
Rentcar MaC

BPD HIPMI Kalbar Dinilai Tak Transparan, Musda XVI Diwarnai Ketegangan

BPD HIPMI Kalbar Dinilai Tak Transparan, Musda XVI Diwarnai Ketegangan

Kondisi Hotel Aston Pontianak pasca terjadi kericuhan kegiatan Musda HIPMI -yokalbarcom-Instagram

PONTIANAKINFO, PONTIANAK – Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalimantan Barat ke-XVI yang digelar di Hotel Aston, Kota Pontianak, pada Sabtu, 17 Mei 2025 sore, diwarnai kericuhan. Ketegangan terjadi lantaran sejumlah Badan Pengurus Cabang (BPC) menyuarakan kekecewaannya terhadap Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Kalbar.

Ketua BPC HIPMI Bengkayang, Irwanda, menyatakan bahwa kekecewaan tersebut muncul karena banyak aspirasi dari BPC yang tidak diakomodir oleh BPD HIPMI Kalbar.

“Banyak aspirasi dari BPC yang tidak terakomodir oleh BPD HIPMI Kalbar,” kata Irwanda dikutip dari yokalbarcom.

BACA JUGA:Tingkatkan Literasi di Pontianak, Disperpusip Luncurkan Program GESIT

Meski begitu, Irwanda enggan merinci lebih jauh soal bentuk aspirasi yang tidak diakomodasi. Namun ia menyebut bahwa sejumlah kejanggalan terjadi sepanjang proses Musda yang juga mengagendakan pemilihan ketua baru HIPMI Kalbar.

“Banyak kejanggalan dalam proses Musda tersebut. Salah satu contohnya HIPMI Cabang Bengkayang belum dilakukan musyawarah cabang,” tegas Irwanda.

Tak hanya itu, Irwanda juga menyoroti keputusan BPD HIPMI Kalbar yang menahan Surat Keputusan (SK) dan melakukan perubahan terhadap susunan kepengurusan yang telah diajukan oleh cabang. Hal ini, menurutnya, menimbulkan ketidakpastian di tingkat BPC.

BACA JUGA:Budayakan Gotong Royong, Bahasan Ajak Warga Pontianak Utara Bersihkan Parit

Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap jalannya Musda guna memastikan proses demokrasi dalam tubuh organisasi berjalan sehat dan dapat melahirkan pemimpin yang berintegritas.

“Diperlukan peninjauan kembali dari proses suksesi HIPMI Kalbar saat ini, akhirnya dihasilkan pemimpin dari kader-kader terbaik,” tandasnya.

Musda HIPMI Kalbar ke-XVI ini sebelumnya diharapkan menjadi ajang konsolidasi serta regenerasi kepemimpinan. Namun dinamika internal yang mengemuka justru menimbulkan ketegangan di antara pengurus cabang dan daerah.

Sumber: