Sebanyak 12.202 pemilih tercatat tidak dikenal akibat kurangnya koordinasi dalam pelaporan data kependudukan. Hal ini mengakibatkan formulir pemberitahuan tidak dapat didistribusikan.
4. Keserentakan Pemilu dan Pilkada
Jadwal Pilkada yang bersamaan dengan Pemilu dianggap membuat masyarakat jenuh dan enggan datang kembali ke TPS.
5. Kandidat Tidak Sesuai Harapan Pemilih
Kebijakan yang mengharuskan calon legislatif mundur jika mencalonkan diri di Pilkada juga dianggap memengaruhi antusiasme pemilih, karena kandidat yang maju bukanlah pilihan utama masyarakat.
Khairul Abror sendiri menegaskan bahwa serangkaian asumsi atau dugaan tersebut perlu mereka teliti lebih dalam sehingga dapat menemukan terobosan yang lebih baik untuk meningkatkan partisipasi pemilih ke TPS. Hal ini bisa melalui perbaikan regulasi atau program yang tepat sasaran, lebih efektif, dan efisien.
BACA JUGA:KPU Kota Singkawang Gelar Media Gathering: Bahas Persiapan Rekapitulasi Pemilu 2024
Evaluasi dan Harapan Ke Depan
KPU Singkawang akan melakukan evaluasi mendalam untuk mengidentifikasi penyebab pasti rendahnya tingkat partisipasi. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan strategi baru yang mampu meningkatkan kesadaran dan antusiasme masyarakat dalam berpartisipasi di pesta demokrasi.
Meski menghadapi tantangan, pelaksanaan Pilkada Singkawang 2024 tetap menjadi momen penting dalam menentukan arah pembangunan daerah ke depan. Dengan hasil ini, masyarakat Singkawang berharap para pemimpin terpilih mampu merealisasikan visi-misi yang diusung demi kemajuan kota.