Sosok Jiwo Penular Kesuksesan

Senin 02-12-2024,15:12 WIB
Reporter : Argha Afif
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID Kubu Raya-Dimata santri; Sujiwo (kadang public mengenalnya dengan nick-name Pak Jiwo) adalah sosok sentral yang sangat dihormati karena peran yang pernah diambilnya dalam membantu menyelesaikan masalah santri. Kita spill kejadian tahun 2021; dimana terdapat 52 santri yang semula gagal terbang karena tidak lengkap persyaratan terbang (genose test yang belum keluar); kemudian Sujiwo yang saat itu menjadi wakil Bupati mengurus santri di Bandara International Supadio dan akhirnya seluruh santri pun berhasil diterbangkan secara gratis. Kemudian terulang kejadian di akhir tahun 2023, sekitar 300 santri yang semula tidak bisa terbang; untuk kembali ke pondok di Pulau Jawa pun sukses diterbangkan Sujiwo; demikian juga dengan keberangkatan melalui Pelabuhan Dwikora yang dibantu proses melautnya sehingga tidak ada santri yang tidak dapat melaut menuju pondok mereka di tanah Jawa. Doa mereka untuk kesuksesan Sujiwo pun menembus langit ketujuh dan diijabah Allah SWT. Salah satunya buktinya adalah Sujiwo sukses memenangkan Pilbup KKR 2024 ini.

Kini, perhelatan Pilkada Serentak 2024 yang diikuti oleh 3 pasangan calon Bupati sudah usai. Hasil quick count melalui pengumpulan Formulir C-1 mencatatkan rekapan perolehan masing-masing pasangan; dimana Pasangan No. Urut 1 (Rosalina-Marijan/Roma) memperoleh sebanyak 19.510 suara (5,98%); Pasangan No. Urut 2 (Sujiwo-Sukiryanto/Jikir) memperoleh 161.597 suara (51,00%) dan Pasangan No. Urut 3 (Rusman Ali-Mochammad Fachri/Ramah) memperoleh sebanyak 135.153 suara (43,02). Dengan komposisi perolehan hasil itu, Pasangan Jikir sudah dipastikan memenangkan Pilkada Kubu Raya tahun 2024 yang penetapannya akan dilakukan oleh KPU Kubu Raya sehingga sampai waktunya nanti, pasangan Sujiwo dan Sukiryanto akan diputuskan untuk memimpin Kubu Raya periode 2025-2030.

Rekam jejak Sujiwo yang tercatat terus menanjak dimulai sejak dirinya terpilih sebagai anggota DPRD. Rakyat KKR mengenal sosok Sujiwo sejak KKR masih menjadi bagian dari Kabupaten Pontianak. Untuk pertama kali, Sujiwo terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Pontianak Periode 1999-2004 (Ketua Komisi C: membidangi urusan pembangunan, pekerjaan umum, tata ruang, perumahan rakyat, kawasan pemukiman, lingkungan hidup, energi dan sumber daya mineral, pertanian, pangan, kelautan, perikanan dan kehutanan, perhubungan, komunikasi, informatika, persandian, perencanaan dan penelitian); kemudian di Periode 2004- 2007, ia terpilih kembali sebagai anggota DPRD Kabupaten Pontianak dan menduduki posisi sebagai Wakil Ketua DPRD. Rekam jejak positif seperti itu selaras dengan apa yang dituliskan oleh Kouzes dan Posner (2011) dalam Buku Credibility sebagai upaya membangun kepercayaan public yang kemudian disebut kredibilitas dengan ungkapan “trust is the base on which credibility is built”.

BACA JUGA:Intip Harta Kekayaan dan Dunia Perpolitikan Sujiwo, Bupati Terpilih Kubu Raya

Pembentukan Kabupaten Kubu Raya yang ditetapkan dengan UU Nomor 35 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007, yang kemudian dicatat dalam Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 101 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4751 tidak menurunkan popularitas Sujiwo di mata rakyat KKR. Periode 2007-2009 dan Periode 2009-2014 kembali Sujiwo terpilih sebagai Anggota DPRD Kabupaten Kubu Raya dan langsung menduduki posisi sebagai Ketua DPRD Kabupaten Kubu Raya dua periode.

Mengukir karir sebagai Calon Bupati dimulai pada Pemilu 2008 untuk Bupati KKR Periode 2009-2014. Sujiwo saat itu berpasangan dengan Raja Sapta Oktohari; dan di putaran kedua, pasangan ini kalah dari pasangan Muda Mahendrawan-Andreas Muhrotien. Rekapitulasi penghitungan suara pilkada putaran II menunjukkan, pasangan Muda-Andreas meraih 58 persen, sementara pasangan Sujiwo-Okto meraih 42 persen. Ini dianggap masa pembelajaran bagi Sujiwo sebelum melangkah pasti menuju kursi Bupati KKR di periode selanjutnya.

Tahun 2013; KKR kembali menyelenggaran Pilkada untuk masa jabatan 2013-2018. Pemilu tahun ini, Sujiwo tidak maju sebagai Calon Bupati dan memposisikan diri sebagai Ketua Tim Pemenangan untuk Pasangan Rusman Ali dan Hermanus. Posisinya sebagai Ketua DPRD KKR pasti sangat kuat dan akan berpengaruh pada pemenangan pasangan Rusman Ali dan Hermanus. Hasil Pilkada 2013 tersebut pun dimenangkan oleh Pasangan Rusman Ali dan Hermanus dan sekaligus menumbangkan pasangan petahana Muda Mahendrawan dan Suharjo. Pada Pilkada tahun ini, Sujiwo bertindak sebagai dalang bagi kemenangan Pasangan Rusman Ali dan Hermanus; sehingga kontribusi pemikiran dan materi dari Sujiwo dirasakan langsung oleh Pasangan Rusman Ali dan Hermanus di kala itu.

Pada Pemilu KKR untuk Periode Bupati 2019-2024; Sujiwo memilih menjadi wakil untuk Muda Mahendrawan. Pemilu KKR tahun 2018 ini diikuti oleh tiga pasang, yakni: Muda Mahendrawan-Sujiwo (PDI-P); Werry Syahrial-Muhammad Nasir Maksudi (perseorangan) dan pasangan Hamzah Tawil-Kohim (Golkar). Sebagaimana dicatatkan Wikipedia, Pilkada KKR tahun 2018 ini menghasilkan 195.207 (70,21%) untuk pasangan Muda-Sujiwo; sebanyak 39.003 suara (14,03%) untuk Pasangan Werry-Nasir; dan 43.840 (15,77%) untuk pasangan Hamzah-Kohim. Majunya Sujiwo sebagai Wakil Bupati bagi Muda membuat Rusman Ali mengurungkan niatnya untuk kembali bertarung di Pilbup 2019. Kembali sosok Sujiwo membawa kemenangan bagi petahana Muda yang pada pilkada sebelumnya dimenangkan pasangan Rusman Ali-Hermanus, dimana Jiwo menjadi Ketua Tim Pemenangan.

BACA JUGA:Purnawirawan TNI Bangga atas Kemenangan Jiwo-Sukir di Pilkada Kubu Raya

Pada Pilkada Serentak 2024, Rusman Ali memutuskan untuk kembali maju menggandeng Muhammad Fachri; sementara Muda Mahendrawan maju melalui istrinya Ibu Rosalina-Marijan. Suksesi Muda melajukan istri menjadi bupati tidak semulus sukses Ria Norsan di Kabupaten Mempawah yang mampu mengantarkan Ibu Erlina menjadi Bupati Mempawah Dua Periode. Sujiwo harus melepas Rusman Ali, karena ia juga ingin maju sebagai Bupati. Keputusan Sujiwo untuk maju dalam Pilkada Serentak 2024 ini dan berpasangan dengan Sukiryanto; dimana public menganggap Sukiryanto sebagai “caleg gagal” di pileg 2024. Dengan merapat ke Jiwo dan mendapat dukungan dari PDI-P sebagai partai pengusung, Langkah Jiwo dan Sukriyanto melalui JIKIR terus melaju. Dengan digandeng Sujiwo, sinar Sukiryanto yang semula memudar, kini kembali bersinar dan keduanya kini menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kubu Raya 2025-2030. 

Melalui tulisan ini, ijinkan saya berpesan kepada Sujiwo dengan mengulang pendapat Elizabeth Fuller Collins (2007) dalam “Indonesia Betrayed: How Development Fail” bahwa untuk tetap berada di hati rakyat, jangan pernah melupakan jasa rakyat (melalui kebijakan, program dan penganggaran); dukungan mereka telah sukses mengantar Sujiwo menjadi Bupati KKR. Tambah dan perluas dukungan itu agar semakin besar kepercayaan yang akan diberikan rakyat.

Pada tahun pertama sebagai Bupati Kubu Raya, saya berharap Bupati Sujiwo dapat merangkul petani sawit melalui program pendampingan sertifikasi kebun sawit rakyat (terutama ISPO dan RSPO) sebagaimana diatur dalam Inpres No 44 tahun 2000. Dengan mendorong sertifikasi kebun sawit rakyat, Kubu Raya tidak hanya akan menjadi Kabupaten Pertama di Indonesia yang membuat Perda Percepatan Sertifikasi; tetapi juga sebagai Bupati Pertama di Indonesia yang memitrakan petani sawit kepada korporasi. Dampak dari kemitraan ini, akan terjadi percepatan kesejahteraan rakyat karena petaninya sercara langsung mendapat perlindungan dari Bupati dengan korporasi membeli TBS sesuai harga penetapan provinsi. Selamat bekerja untuk JIKIR, sukses dan tetap dalam lindungan Allah SWT!

Kategori :