Seminar Nasional dan Galeri Planopedia dalam Rangka Hari Tata Ruang 2024: Tata Ruang Berketahanan Iklim

Minggu 24-11-2024,14:25 WIB
Reporter : Epry Barage
Editor : Muhammad Zibi Alifiqri, S. Pd

PONTIANAKINFO.DISWAY.ID, Indonesia merupakan negara dengan 65% wilayahnya berupa hutan yang memiliki potensi besar dengan mengendalikan perubahan iklim global. Hutan Kalimantan berperan penting sebagai paru-paru dunia. Kesadaran akan keanekaragaman hayati di Borneo, yang mencakup Indonesia, Malaysia, dan Brunei, melahirkan inisiatif lintas negara “Heart of Borneo” (HoB). HoB adalah kolaborasi tiga negara untuk mengelola hutan tropis Borneo secara berkelanjutan, melestarikan keanekaragaman hayati, dan memastikan manfaat hutan dirasakan secara adil dan berkelanjutan. Indonesia kehilangan 9,75 juta hektare hutan primer (2002-2020), dengan tutupan hutan Kalimantan turun di bawah 60%. Perubahan iklim memperburuk bencana seperti banjir dan kekeringan, mengurangi peran Kalimantan dalam mitigasi perubahan iklim. Tata ruang berketahanan iklim diperlukan untuk mengelola lahan secara adaptif dan berkelanjutan.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Tanjungpura telah menyelenggarakan acara tahunan untuk memperingati Hari Tata Ruang Nasional 2024 dengan tema "Tata Ruang Berketahanan Iklim." Kegiatan ini meliputi Seminar Nasional dengan judul “Interaksi Manusia dan Ruang dalam Berketahanan Iklim untuk Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan” dan Galeri Planopedia yang berfungsi sebagai sarana untuk memperlihatkan hasil karya dari berbagai Studio Perencanaan. Aktivitas ini dirancang untuk menggali pemahaman lebih dalam dan mendorong pengembangan konsep berkelanjutan dalam desain serta perencanaan wilayah. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 23 November di Gedung Konferensi, Ruangan Teater 1, Universitas Tanjungpura.

Acara ini dimulai dengan semangat yang luar biasa pada pukul 08.00 pagi, agenda pembukaan acara dibawakan oleh MC yaitu Alviliony Cherrylia Putri Winata Assau yang merupakan salah satu Mahasiswi Perencanaan Wilayah dan Kota. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan doa, dan pertunjukan Tari Dayak Flying High. Tarian ini mengisahkan masyarakat Suku Dayak yang terinspirasi oleh Burung Enggang, menghadirkan kesan mendalam terhadap alam, selaras dengan tema acara, yaitu “Tata Ruang Berketahanan Iklim.”

Kata sambutan pertama disampaikan oleh Syarif Mua’ammar Zacky Arafah selaku ketua panitia, dalam kata sambutannya beliau berkata   “Hataru merupakan perayaan tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, dan tahun ini tidak hanya seminar saja tetapi juga mengadakan Galeri Planopedia untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya tata ruang, semoga acara ini dapat berjalan dengan kondusif dan sesuai dengan apa yang diharapkan”. Kata sambutan selanjutnya dibawakan juga oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, “Sejak awal, Hataru adalah acara penting yang sering mengangkat isu-isu tema yang berkaitan dengan tata ruang, Tema tahun ini muncul dengan kesadaran bahwa kita semua berada dalam ancaman perubahan iklim yang menjadi bagian dari tantangan yang harus dihadapi. Dalam seminar ini kita akan mendengar berbagai pandangan dari narasumber yang akan memberikan berbagai perspektif. Masa depan tata ruang ada di tangan kita semua, kita harus menjadi penggerak dan solusi, maka dari itu kita jadikan hari ini menjadi titik awal dalam merencanakan ruang hidup yang baik untuk semua orang” ucap Abdhy Faturullah dalam kata sambutannya. Dan kata sambutan berikutnya di sampaikan pula oleh Ibu Erni Yuniarti selaku Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota dan dilanjutkan oleh Bapak Slamet Widodo selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura sekaligus secara resmi membuka acara Hari Tata Ruang tahun 2024.

BACA JUGA:Penyesuaian PPN 12% Tahun 2025 Akan Dialokasikan untuk Subsidi dan Bantuan Sosial

Seminar bertema Tata Ruang Berketahanan Iklim ini menghadirkan tiga pemateri dengan wawasan yang luar biasa. Bapak Anang Wahyu Sejati dari Universitas Diponegoro yang membuka paparan dengan membahas tantangan urbanisasi yang memicu kenaikan suhu perkotaan dan perubahan tutupan lahan global. Beliau menekankan pentingnya mitigasi berbasis analisis spasial GIS serta penerapan skenario Blue-Gray-Green Infrastructure untuk meningkatkan ketahanan tata ruang. Selanjutnya pemateri kedua dibawakan oleh Ibu Shinta Widyastuti dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat, beliau memaparkan peran pemerintah melalui program pencegahan deforestasi, penanganan karhutla, dan penghijauan seperti Satu Pemuda, Satu Pohon. Strategi ini dirancang untuk mendukung ketahanan lingkungan melalui pengelolaan kawasan ekosistem penting. Dan pemateri terakhir disampaikan oleh Bapak Joni Joko Surya Sarjono dari Ikatan Ahli Perencana Kalimantan Barat, melalui materi yang dibawakan beliau menyoroti dampak deforestasi terhadap siklus hidrologi, banjir, dan penurunan permukaan tanah, terutama di Pontianak. Beliau mengusulkan integrasi adaptasi perubahan iklim ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk mendukung pengendalian tata ruang yang lebih tangguh. Melalui seminar ini menegaskan pentingnya kolaborasi akademisi, pemerintah, dan praktisi serta masyarakat dalam merancang tata ruang yang berkelanjutan, tanggap iklim, dan ramah lingkungan demi masa depan yang lebih baik.

Setelah materi selesai dipaparkan, agenda dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diajukan oleh peserta kepada para pemateri. Acara dilanjutkan dengan quiz yang disediakan oleh panitia, para peserta diarahkan untuk bergabung dalam suatu quiz online yang berisikan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang telah disampaikan dan bagi para peserta yang berhasil menjawab quiz akan mendapatkan hadiah.

“Saya saja yang bukan dari jurusan PWK dan baru pertama kali mendengar materi yang telah disampaikan merasa tertarik dan mendapatkan pandangan baru tentang bagaimana tantangan yang perlu dihadapi orang-orang yang berkecimpung dalam perencanaan pembangunan kota” Ucap Isnia Ibtisamah selaku salah satu peserta umum seminar. Kemudian Mahasiswa Baru Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota juga menjadi peserta dalam agenda HATARU 2024 ini, “Harapan saya untuk HATARU kedepannya bisa lebih banyak audiens nya, karena saya ikut turut senang untuk bisa memperkenalkan apa itu jurusan PWK dan juga apa itu tata ruang ke orang lain” Tutur Ranida Asisyifa.

Seminar Nasional dalam rangka Hari Tata Ruang Nasional 2024 menegaskan pentingnya kolaborasi akademisi, pemerintah, dan praktisi serta masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Upaya seperti infrastruktur hijau-biru, penghijauan, dan integrasi adaptasi iklim ke tata ruang menjadi langkah strategis untuk menjaga Kalimantan sebagai paru-paru dunia dan melestarikan ekosistem. Dengan semangat generasi muda yang ditunjukkan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Himpunan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Tanjungpura ini, diharapkan dapat mampu mewujudkan masa depan tata ruang yang tangguh, adaptif, dan berkelanjutan.

Kategori :