PONTIANAKINFO.DISWAY.ID - Debat publik kedua Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat yang berlangsung dan disiarkan langsung pada Selasa 5 November 2024 malam ini, di KPU Kalbar TV terasa biasa saja pada awalnya.
Debat yang diawali dengan penyampaian visi misi masing-masing calon terasa biasa saja dan berlangsung adem.
Pasca penyampaian Visi dan Misi dari seluruh calon, dilanjutkan dengan saling merespon jawaban baru mulai terasa menegangkan, ketika memasuki sesi dimana masing-masing calon diberikan kesempatan memberikan tanggapan kepada Paslon lainnya.
Debat berlangsung yang dipandu oleh moderator Moderator yakni, Yudi Dharma., M.P.d, Dekan Fakultas Pendidikan MIPA Teknologi, Universitas PGRI Pontianak dan Eva Caroline, S.P Presenter dan Jurnalis Ruai TV. Dalam debat tersebut diberikan waktu satu menit untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan.
Pada debat kandidat calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Paslon nomor urut 1, Midji-Didi, mengemukakan pentingnya menjaga dan mengelola sumber daya air baku secara regional untuk beberapa kabupaten di Kalbar.
Midji menekankan bahwa beberapa wilayah di Kalbar memiliki potensi besar dalam sumber air baku, dan solusi yang diusung adalah dengan membangun waduk besar sebagai penopang penyediaan air baku. Menurut Midji, hal ini menjadi langkah utama untuk memenuhi kebutuhan air bersih di masa depan.
Menanggapi hal tersebut, Paslon nomor urut 2, Norsan-Krisantus, menyampaikan pandangannya dengan lebih menekankan pada pentingnya sistem penyediaan air minum (SPAM) regional yang menyeluruh. Norsan menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kalbar tidak hanya harus fokus pada sumber air baku, tetapi juga harus memastikan pembangunan SPAM yang tersebar di seluruh kabupaten.
Data yang dipaparkan oleh Norsan menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 480 desa di Kalbar yang kekurangan akses terhadap air bersih, yang mencakup desa-desa berkembang, maju, dan mandiri.
Namun, tanggapan yang lebih kritis datang dari Paslon nomor urut 3, Muda-Jakius. Muda menilai jawaban Paslon nomor urut 1 terkesan kurang terencana dengan lebih baik lagi dan bisa terlambat hanya akan dan akan.
Menurut Muda, jika memang masalah penyediaan air baku sudah menjadi fokus dalam lima tahun terakhir, seharusnya sudah ada langkah-langkah konkret dan terarah, bukan sekadar wacana atau rencana besar. "Jika sudah ada rencana untuk mengelola air baku, maka harusnya sudah ada realisasi dan percepatan. Lima tahun ini bukan waktu untuk berencana lagi, tetapi untuk mewujudkan aksi nyata," tegas Muda.
Muda juga mengungkapkan bahwa solusi terkait masalah air bersih tidak hanya terletak pada pembangunan waduk atau infrastruktur besar, tetapi juga harus melibatkan percepatan distribusi air ke desa-desa melalui sistem gravitasi. "Kita bisa bantu Kabupaten dengan bantuan keuangan untuk mempercepat pembangunan sistem distribusi air di seluruh kecamatan dan desa yang membutuhkan akses langsung ke air bersih," lanjutnya.
Dengan kritik dan solusi yang lebih terfokus pada implementasi, Paslon nomor urut 3 menyuarakan pentingnya mempercepat langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah air bersih di Kalbar, sebuah hal yang dinilai sudah semestinya dilakukan dalam lima tahun terakhir, bukan sekadar merencanakan.