Upper class, middle class, dan lower class memiliki sikap berbeda terkait penerimaan uang dan pemilihan kandidat.
BACA JUGA:Gibran Rakabuming Raka Dalam Sorotan Kritik dari Rocky Gerung
Temuan menarik lainnya adalah bahwa 65,73% mahasiswa pesimis terhadap kemungkinan menghilangkan praktik politik uang dalam Pemilu di Indonesia.
Arga Pribadi Imawan, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, menjelaskan hasil kualitatif yang menunjukkan bahwa mahasiswa masih menerima uang dengan pertimbangan rasionalitas dalam menentukan pilihan.
Dalam FGD, muncul pandangan bahwa meskipun mahasiswa pesimis terhadap upaya memberantas politik uang, mereka tetap memiliki sikap toleran terhadap praktik tersebut.
Mahasiswa dianggap melihat praktik politik uang dengan sudut pandang kritis, mempertimbangkan nilai-nilai karakter dan program kerja kandidat, serta menyadari risiko politik uang terutama pada masyarakat menengah ke bawah.
Ferry Irwandi, Content Creator dan Founder Malaka Project, menambahkan bahwa mahasiswa secara kritis memahami bahwa imbalan finansial yang diberikan tidak sebanding dengan nilai-nilai karakter dan program kerja kandidat.
Risiko politik uang dirasakan lebih kuat oleh masyarakat menengah ke bawah yang harus mengatasi tantangan ekonomi yang lebih besar.
BACA JUGA:Prabowo-Gibran Dapat Dukungan Kuat dari Relawan UMKM
Dengan demikian, mahasiswa menjadi pemangku kepentingan kritis dalam membentuk arah politik di masa depan.***