PONTIANAK.DISWAY, 23 Mei 2024 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, secara resmi mengumumkan masuknya sastra sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikulum pendidikan nasional. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memperkaya wawasan budaya dan literasi siswa di seluruh Indonesia.
Dalam acara peresmian yang digelar di Kantor Kemendikbud, Nadiem Makarim menegaskan pentingnya pengajaran sastra dalam membentuk karakter dan memperluas cakrawala berpikir siswa. "Sastra bukan hanya sekadar membaca dan menulis. Sastra adalah jendela untuk memahami keberagaman, kemanusiaan, dan sejarah bangsa," ujarnya.
Kurikulum baru ini akan mencakup karya-karya sastra dari berbagai zaman dan genre, baik dari penulis lokal maupun internasional. Siswa akan diajak untuk mengeksplorasi puisi, novel, cerpen, dan drama, serta mendiskusikan tema-tema penting yang terkandung di dalamnya. Melalui pendekatan ini, diharapkan siswa tidak hanya meningkatkan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan kritis dan empati.
Nadiem juga menjelaskan bahwa pengajaran sastra akan dilakukan secara interaktif dan kontekstual. Guru akan dilatih untuk mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari. "Kami ingin memastikan bahwa pelajaran sastra menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, kami juga akan melibatkan para penulis dan sastrawan dalam proses pembelajaran," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kemendikbud juga meluncurkan berbagai program pendukung seperti lomba sastra, festival sastra, dan diskusi publik dengan penulis terkenal. Program-program ini diharapkan dapat menumbuhkan minat baca dan kecintaan terhadap sastra di kalangan generasi muda.
Reaksi positif datang dari berbagai kalangan, termasuk para pendidik dan pemerhati pendidikan. Mereka menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah maju dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. "Sastra memiliki kekuatan untuk membentuk karakter dan memperkaya jiwa. Kami sangat mendukung kebijakan ini dan siap berkontribusi dalam pelaksanaannya," kata Dr. Siti Andayani, seorang ahli pendidikan.
Dengan memasukkan sastra ke dalam kurikulum, Nadiem Makarim dan Kemendikbud berharap dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan nilai-nilai kemanusiaan dan budaya. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang holistik dan inklusif bagi seluruh anak bangsa.